Undangan Rahasia Bagian 7. Masa Lalu

Posted by Unknown

Lanjutan Dari

“Ngapain dia disini?? Ahh, nggak seharusnya dia kesini, lagian kalo dia tau gw di kontrakan yang isinya cewek semua bakal bikin beRaBe!??”,gumamku dalam hati

“Lo kenapa Rey..??”

Aku menggelengkan kepala, “Nggak papa kok pam..”, disituasi seperti ini apa aku harus menemui Sisil? Oke oke, Tenang...tenang.... , Cari ide.. , “Tinggg..!??”, Nahh! Gw manfaatin aja mumpung Pamela disini

Segera Kugenggam tangan Pamela untuk membawanya masuk ke kamar, wajahnya kebingungan. Dengan rencana ini paling tidak bisa ngelabuhi Sisil..

“Pamm....”

“Ehhh, kok malah masuk kamar,Ehhhh ehhh ...??!

Mau gimana lagi, hanya inilah cara satu-satunya yang bisa kulakukan untuk ngehindar dari Sisil , termasuk Randy juga sih. “..Please.......”, wajahku memelas memohon, bersembah sujud dihadapan Pamela..

“Pamm.... , sementara lo ngaku jadi pacar gw yahh?? ”

“Hahhh??”

“Maksudnya....???”

“Iyaa , lo bantuin gw gitu... , kita sementara jadian..”

“Heeee??? Apa-apaan sih Rey! Nggak mau ,gw nggak mau!”,ia menggelengkan kepalanya

"...Pleaseeee.....", sembah sujud ku padamu Pam..

“............................”

“...............”, kami berdua terdiam seketika

“Kayaknya Pamela masih marah sama gw, ahhh gw nggak pernah peka sama isi hati perempuan, jelas aja kejadian kemarin itu pasti membuatnya sedikit canggung ketika berhadapan sama gw sekarang ini.. ” ,gumamku dalam hati

“Maksudnya apa atuh..?? kita pacaran ??”

“Pacar jadi-jadian... “,ujarku menegaskan

“Pacaran atau Jadian..?”

“Ya ampunnn! Cantik cantik lola juga ternyata lo, Pam..??!”

“Ihh gw tanya serius Rey, kok nanggepinnya gitu”,mukanya cemberut, masang mulut manyun

“Bwahahahahaha!, Sumpah, lo kalo cemberut manyun-manyun gitu asli mirip donal bebek”

Seketika itu juga tangan kanan Pamela mendarat di pipiku, “Plakkkk!”.

”Aarghhh , sakit Pam!??”,ujarku menggerutu

“Abisnya.... , elo ngeselin sih..”

“Sory... sory, ok serius , serius... kali ini serius , sori yaa”

“.................”

“..........”

“Jadi gimana... , mereka udah didepan rumah”

“Gini gini, anggap aja sekarang elo itu pacar gw, gimana??”

“Maksudnya kita mesra-mesraan gituh??”

“Yesss, akhirnya paham juga lo pam”

“Yappp! Alright!”

“..mMMm...Jadi, Aku harus gimana....??”

Polos amat nih anak , “Ya ampunnnn umur 25th kayak gini..., tepot jidat dehh“. 

“Yaudah, elo gandeng gw terus aja, sampe gw selesai ngobrol sama mereka, setuju??”

“Hmmm...??”

“ ....Hee????? gimana??”

“Hmmmmmm ....”, Pamela mengernyitkan dahi

“Gimana, setuju nggak?? “

“Yaudah deh, setuju, ...terpaksa sih...”

Aku menghela nafas, setidaknya tekanan batinku sedikit berkurang berkat Pamela. “Ahh, lega gw rasanya, saatnya turun menemui mereka”

Perlahan kulangkahkan kakiku menemui mereka. Satu hal yang membuat gw bahagia, ternyata Pamela nurut aja apa yang gw suruh barusan.Tangan kirinya memegang erat tanganku dari kamar sampai kita turun kebawah, "Bwahahahahahaha, bener-bener ni anak, duhh duhh~."

Sesampainya didepan pintu, kulihat dua orang manusia yang bagiku tak asing lagi, Randy dan yang satu lagi Sisil, dia mantanku

“Reyy!”,ujarnya sambil melambaikan tangan kanannya

“Tertenggun, Sempet mikir juga. Kok Randy tau alamat sini ?? Ngapain juga ni cewek kesini”,gumamku dalam hati

“Nggak kerja lo Rey??”,ujar Randy 

“Kerja kok.. , Ni gw mau siap-siap, mau mandi juga”

“Heeeeeh....?? , Pamela pacar lo...??”

“Hahh? , eh iya Pamela pacar gw”

"Wahh, wahh kalo gitu sori Pam soal tadi",Randy menggaruk-garuk kepalanya

Kulihat Pamela menundukan wajahnya , ekspresinya geram, tapi kemudian tersipu malu. Genggaman tangannya makin erat mencengkram tangan kananku

“Mesra amat lo , pake acara gandengan segala”,celetuk Randy

“...............”, 

Tepat didepan mataku, sesosok perempuan dengan rambut panjang, mengenakan anting kupu-kupu yang sudah jarang aku lihat beberapa tahun lamanya. Sama seperti sebelumnya, manis wajahnya masih belum hilang sama sekali bahkan senyumnya itu seakan terus terpancar cerah, itu yang membuatku bangga pernah menjalin hubungan dengan Sisil. Tapi dengan rencanaku kali ini, semoga Sisil cemburu dan kenanganku dengannya hanyalah sebuah masa lalu

“Ngomong ngomong, Lo kok bisa tau gw disini?? 

“Ehh lo kan yang nunjukin koran itu ke gw waktu itu, masa lo lupa, jelas gw tau alamat lo lah!”

“Iya juga ya... , bego gw , kan gw yang ngasih tunjuk iklan itu ke Randy! Kamprettt”,gumamku dalam hati

“Bwahahahahaha! Bener juga, gw kelupaan”,

Seketika itu kedua tangan Pamela merangkul tangan kananku, kepalanya bersandar dibahuku, Jujur aja aku sedikit terkejut, “Pinter amat akting lo, Pamm. Bisa diandelin juga lo, Bwahahahaha!”, gumamku dalam hati. Kulihat raut wajah Sisil berubah, ekspresinya datar, seakan matanya membeku melihat hal yang tak seharusnya dilihat termpampang nyata didepannya, kali ini kurasa rencana ini berhasil.

“Ehhmm, terus ada perlu apa kalian disini..??”

”Kalo soal itu..., tanya aja ke Sisil noh, gw cuman nganterin doi”,jawabnya singkat

“Nggak, nggak ada apa-apa Rey !, Gw kesini cuman mau liat lo aja, itu udah cukup!”,ujar Sisil dengan nada keras

“Hehhh??? Gw shock..., jadi Sisil cemburu sama gw?? Tapi sekarang gw justru merasa bersalah berhubung doi udah jauh-jauh nemui gw dari Jakarta”,pikirku

“Ran, udah kita pergi aja, ...”,ujarnya kesal

“Hahh?? Pergi? Udah jauh-jauh lo dari Jakarta kesini lo mau pergi”

“Udah ayoo!”,

“Serius??? , Ok, ok..”

Aku merasa bersalah, nggak seharusnya Sisil kuperlakukan layaknya seseorang yang tak pernah kukenal sebelumnya, Mantan tetaplah mantan, tapi bukan berarti gw harus ngejauhin dia

“Ehhh Sil, tunggu...”

Sisil tak menggubris ocehanku, sepertinya udah benar-benar cemburu sama gw. Rencana gw sukses, tapi disisi lain dampaknya justru kurang mengenakan bagi mereka. Perlahan mereka pergi meninggalkan Rumah Kontrakan ini.

“Ehhh Sil, lo kalo ada apa-apa kabarin gw aja!”,teriak gw

Sisil terhenti, tanpa memalingkan pandangannya kearahku,

“Lo masih punya kontak gw kan.... ??”,ujarku

Tanpa pikir panjang jejaknya mulai menjauh seakan-akan terhempas angin masa lalu kenangan kita berdua, hilang..., mereka pergi tanpa meninggalkan sebekas luka apapun, tapi aku merasa paling bersalah dengan diriku sendiri atas kejadian ini

“...........”

“Ehmm... , malah pergi mereka Rey..”,ujar Pamela

“Well, mau gimana lagi Pam, nggak ada cara lain selain ngelupain mantan..”,

“Jujur, Aku nggak ngerti Rey...”,Pamela menggelengkan kepalanya

Aku memberikan senyuman selebar-lebarnya didepan wajah Pamela, bukan senyuman kebahagiaan, tapi sejujurnya itu adalah senyuman terpaksa karena aku telah mengakhiri kenangan mantanku dengan cara seperti ini.

“Yuk, gw antar pulang elo Pam,”

“Lepas dulu.....”

“Hahhh??? Apanya...??”

“Itu tangan lo Rey!”

“Hehhhhh?? Iya...iya...”

“Anjrittt! ni cewek jadi pinter banget, kadang jadi lola selola lolanya teletubies , Kampret dah! ”

Aku mengantar Pamela ke rumahnya. Absolutely, tanpa gandengan lagi. Paling nggak, aku udah pernah ngerasain gandengan sama Pamela secara langsung. "Kapan lagi..?? ", gumamku dalam hati
“Jadi ini rumah lo ya , Pam..??”

“Iya, Rey ..”

Rumah Pamela tidak bisa disamakan dengan sebuah Apartemen, tapi setidaknya mirip sebuah Istana yang berdiri megah didepan mataku. Dan Pamela, cantik bak putri istananya.

“Rey...”

“Hahh??”

“Makasih ya...”

“Untuk..??”

“Yang tadi....”,ujarnya

“Justru gw yang harusnya bilang itu, Makasih ya , Pam...”

“............................”

“Emmmm Rey, Gw masuk kedalem dulu ya.... “

“Ok, gw juga mau balik, siap-siap kerja...”

“Byeee...”

Aku kembali ke rumah, segera bergegas untuk mandi, lalu berangkat ke kantor. Seperti biasa, nggak ada yang spesial di tempat ini, kerjaanku juga itu itu aja, aku menyerahkan deadline logo ke Boss, walaupun belum sepenuhnya selesai, tapi kulihat raut wajahnya cukup puas dengan hasil kerja kerasku, ngomong-ngomong Reni kemana ya?? , nampaknya hari ini dia meliburkan diri. "Apa mungkin gara-gara kejadian kemarin??", gumamku dalam hati

Waktu bergulir begitu cepat, sore t’lah tiba, aku bergegas pulang menuju rumah, sesekali aku bertegur sapa dengan dua penghuni dikamar bawah, tapi tidak ada jawaban, sama sekali pintu kamar mereka enggan terbuka, sama seperti kamar nomor 3, Caroline, pintunya tertutup rapat. Hari ini, hidupku terasa sepi di rumah ini.

“Tunggu, ... Melisa..., apa aku coba menyapanya lagi...??”, Ehmm sepertinya aku terlalu berharap lebih kepadanya. Segera kuurungkan niatku untuk ke kamarnya. Aku terduduk lesu dikamarku sendiri. Aku mulai melihat list lagu di handphoneku, Hanya lagu klasik Vivaldi yang berjudul Four Season yang mampu menemaniku saat ini. Setidaknya, lantunan musik dan keheningan ini membuatku sedikit tenang. 

Selang beberapa menit, terdengar SMS masuk di handphoneku..
From : Sisil 
To : Rey

“Ingatkah kamu saat kita bersedih...
Ingatkah kamu saat kita bahagia...
Ingatkah kamu janji bersatu...
Demi kasih sayang kita berdua...

Ini bukanlah bualanku...
Bukan juga api cemburu...
Asal lo tau, ini hanyalah undangan spesial untukmu, kembali lagi ke hatiku”

“Rey, lo dimana?? Gw mau ketemu sama elo, face 2 face..”

Aku tersenyum membaca SMS yang masuk sore itu, ternyata memang nggak pernah berubah meski parasnya makin manis. Caranya mengingatkanku masih sama. Jujur, hatiku masih belum bisa berpaling dari Sisil. “Secret Invitation”...ia selalu menyertakannya dalam pesan singkatnya. Meski aneh, tapi aku rindu...

From : Rey
To : Sisil

“Ingatkah kamu saat kita bersedih...
Ingatkah kamu saat kita bahagia...
Ingatkah kamu janji bersatu...
Demi kasih sayang kita berdua...

Ini bukanlah yang dulu...
Bukan juga rasa malu...
Asal lo tau, ini hanyalah undangan spesial untukmu sebagai ungkapan rinduku”

“Dasarr, lo itu masih aja sama kayak dulu. Gw sekarang di rumah kontrakan..”

“Sent item....”

".........................."

"............tik tok tik tok tik tok..."

"...tik tok ..tik tok..",bunyi gerakan jarum jam dinding yang terus bergulir

Selang 30 menit, terdengar panggilan berdering dari handphoneku, Sisil sudah didepan Rumah Kontrakan ini. Aku perlahan menghampirinya, 

“Hey sil.. “,sapaku

“Boleh masuk...??”,

“ Kee...??”

“Kamar lo , Rey..”

Aku menganggukan kepala. Sisil kuantar masuk ke kamarku.

“Sudah berapa hari disini, Rey??”

“Belum ada satu minggu...”

“Ohh gitu”,

“Sil...”

“Rey...”

“Lo dulu deh yang ngomong...”,ujarku mempersilahkan

“Nggak papa gw disini ??”

“Maksudnya...?? “

“Ntar cewek lo marah lagi”

“Pamela...???”

“Iya, cewek lo cantik ya..??”

“...................”,

Sisil menundukan kepalanya, kedua tangannya mengepal seperti orang berdoa, seperti memikirkan sesuatu. 

“Rey, lo udah berapa lama jadian sama dia??”

“...............”,aku terdiam

“Pasti semenjak lo disini ya??”

“.......Sil...”

“Lo satu kantor sama dia??”,

“......”,

“Lo kalo pergi kemana aja sama dia???” 

“....sil”

“Rey, lo udah ngapain aja sama dia??”,

“Sil! Udah cukup!”,tegasku dengan nada keras

Matanya sayu seperti ingin menangis berharap jawaban palsu dariku, Aku merasa bersalah atas tindakanku tadi pagi. Perlahan aku menghela nafas, sebaiknya aku jujur...

“Sil... , Pamela itu bukan pacar gw..”

“................”

“Maksud lo , Rey..??”

“Gw nggak ada hubungan apa apa sama dia..”

“Jadi lo boongin gw..??”

“................”

“Bukan gitu Sil, Maaf ....”

Wajahku tertunduk, aku merasa bersalah ngebohongin Sisil, dalam situasi ini, entah apa yang ada dipikiranku saat itu. Yang jelas, kini kulihat tetes air matanya mulai membasahi pipinya. 

"Maaf Rey",kata Sisil 

"......"

“Gw seharusnya yang minta maaf, bukan lo”,ujarnya menambahkan

"...."

“Gw kangen sama elo Rey... , gw juga ngebohongin perasaan gw sendiri, tadi pagi!”

Sekejap Sisil memelukku dengan erat, tangan kanannya mengepal seperti batu dan sesekali memukul-mukul dadaku terus menerus

“Jahat..., jahat...”

Aku memeluknya erat, sesekali tanganku membelai rambutnya, berusaha menenangkan hatinya. 

“Lo masih ingat kenangan SMA kita , Rey...??”

“ ......ingat Sil”,anggukku pelan

“Lo masih ingat waktu itu lo mergokin gw di Sofa lagi nonton film biru??”

Aku tersenyum...

“Aku ingat sil... , terekam jelas dipikiranku...”

Sekejap saja cuplikan adegan masa laluku dengannya seperti terulang kembali dalam memori ingatanku..
Seperti memasuki sebuah mesin waktu, aku melihat diriku sendiri di masa lalu..
FLASHBACK (MASA LALU)

FLASHBACK-START

From : Sisil
To : Rey
“Lelah sejujur hati ini...
Namun aku hanya memikirkanmu..
Aku merasa kehilanganmu...
Kehilanganmu telah membuatku terpaku membisu...
aku hanya butuh dirimu di sampingku...
bukan sosok wajah yang baru...
aku hanya inginkan kamu...”


“Heyy sayang , mumpung bokap nyokap lagi pergi, temenin aku sendirian disini”

Secret Invitation
Sisil
Pesan singkatmu yang terpatri masuk dalam inbox handphoneku, seketika berkeluh kesah menyulutkan cintaku. Aku tak ingin meninggalkanmu terbisu dalam kesendirian.

Sampailah aku di depan rumah Sisil, kulihat pintunya terbuka, perlahan aku menapaki kaki masuk kedalam rumahnya. Sepi, rumahnya memang benar-benar sepi, nggak heran Sisil merasa kesepian saat ini....

Aku berjalan melangkahkan kakiku menuju ruang tamu. TV diruang tamu menyala. Kulihat Sisil dari kejauhan tanpa sehelai apapun sedang duduk di sofa ruang tamu menyaksikan sebuah film yang belum pernah kulihat sebelumnya. Adegan bercumbu sepasang dua insan berlomba menikmati setiap rangsangan yang diberikan lawan jenisnya.Jujur, baru pertama kali aku menyaksikan adegan tidak seronoh itu.

“sssssHHhh ahhhh.. ssshhh...”, terdengar desahan Sisil walaupun pelan tapi jelas masuk kedalam telingaku, “ssshhhAhhh...ahhh”, Mataku terpana, kugerakan tubuhku maju perlahan melihat Sisil dari balik Sofa. Aku melihat ia memegang sebuah alat berwarna pink yang dimasukan ke liang vaginanya. “sssshhh ahhHhhh”, Tangannya mulai meremas payudaranya.

“...sssHhhhh Ahhh...sssHhh”, aku semakin mendekatinya, kulirik wajahnya mulai terangsang, dan giginya mengigit bibir bawahnya. Desahnya mulai tak karuan, vaginanya mulai basah, dan cairan dari dalam vaginanya keluar. “Aahhhh..! ssshhh”, eramnya keras keenakan.

Nafsu birahiku memuncak, aku segera beranjak dari tempatku dan mendekap tubuhnya yang masih menggeliat kenikmatan. 

“aahh ssHHh , Sayang....”.

Tanganku mulai bergeriliya meraba-raba perutnya lalu perlahan naik sampai payudaranya, meremasnya pelan. Langsung saja kukecup bibirnya, kulumat-lumat bibirnya selagi aku meremas-remas lembut kedua payudaranya. “Ssshhh Ahh...emmhh...” desah kecilnya kuhiraukan, terus kulumat lagi bibirnya. 

Sementara itu, aku sesekali memelintir puting payudaranya. “ssshhh , Sayang...sshhh ahhh sayang...”,desahnya mulai tajam, birahinya mulai meningkat. Sesekali kurasakan ia menelan ludahnya yang mulai mengental. Setelah puas dengan melumat habis bibirnya, aku mulai menggerakan mulutku ke bawah, kudapati dua gundukan bukit yang terpampang jelas dihadapan mataku, aku ingin merasakan bagaimana rasanya menikmati buah dada. 

Sejenak aku melihatnya dengan tatapan nafsu, “Sungguh indah payudaranya”, putih mulus padat seperti belum pernah terjamah lelaki manapun. Langsung saja kuilati dari bawah payudaranya menuju putingnya. Sedangkan buah dada bagian kiri masih kuremas dengan tanganku, terasa kenyal, Sisil mulai menikmati rangsanganku.

“Ssshhh ahhhh, ssshhhhhhh Ahhhhhhhhhhhhh”, Sisil mendesah hebat ketika aku menyedot putingnya. Kuliat matanya merem melek kenikmatan dan giginya mulai menggigit bibir bawahnya. Kini perlahan kugerakan jariku dan kuarahkan keselangkangannya. Terasa lubangnya sudah sangat basah, Sisil benar-benar terangsang. Kupermainkan dengan lembut jari-jariku kedalam lubangnya, kugerakan jariku keluar masuk didalamnya yang semakin licin tersebut

“sssHhh Ahhhh Rey, kamu ngapain... Ssshh..Ahhh”, Sisil mendesis tak karuan, kakinya menginjak-nginjak sofa dan badannya mulai menggeliat keenakan. Tak kuhiraukan, aku terus saja memasukan jariku lalu mengeluarkannya, tubuhnya menggelinjang dikuasai nafsu. Kurasakan tubuh Sisil mulai menegang, wajahnya memerah bercucuran keringat.

“Sssshhhh Ahhh, ssshhh Ahhh..”, nafasnya tersendat-sendat, dan seketika itu “...sssHhh ahh”, Sisil mendesis hebat , pinggulnya terangkat, badannya bergetar dengan hebatnya beberapa kali. Terasa carian hangat memenuhi mekinya. “sssshHHh ahhh... eemmmhhh sshhAhhh sayang..,” Sisil mendesah-desah menikmati kenikmatan yang baru diraihnya.

“Reyy, aku sayang kamu....”,

“Aku juga sil, aku sayang kamu...”

Aku segera melepaskan semua pakaianku, nafsuku sudah tak dapat dibendung. Aku lalu memeluknya lagi. Kulakukan seperti tadi, mulai dari melumat bibir merahnya, lalu buah dadanya kunikmati, tak lupa jari-jariku kupermainkan didalam mekinya.”Ahhhh emmmhh. Ahhh sssHh..”,terdengar Sisil mulai mendesah lagi.

Setelah kurasa cukup , aku segera ingin merasakan bagaimana menusukkan ReyJuniorku kedalam mekinya. Aku menposisikan tubuhku sejajar diatas tubuhnya , Sisil tahu, lalu mengangkangkannya pahanya dan kuarahkan ReyJunior masuk ke mekinya. Setelah didepannya aku sedikit ragu...

“Kenapa Rey, jangan takut... masukin aja sayang”,kata Sisil

“Nggak papa sil??”

Perlahan tapi pasti aku masukkan kontiku sambil kunikmati, “Blessss “, terasa nikmat saat itu. ReyJunior sangat mudah memasuki mekinya karena sudah sangat basah. Dengan gerakan lambat kugerakkan pinggulku naik turun perlahan-lahan, aku menggenjotnya. “Ahhhh..emmm..Ahhhh shhh.” nikmat...

“Terusss, Rey... terus...emmHh”,ujar Sisil terputus-putus, matanya merem melek. Aku percepat gerakan kontiku, dan terdengar pelan suara berkecipak dari mekinya. “Terus Rey..Ahhhh Sshhh ter...rus..emmh”, Sisil menggigit bibir bawahnya. Kulihat wajahnya semakin memerah. “ssshh Ahhhh”, perlahan aku memelankan kecepatan, tubuhnya kurasa bergetar dan mekinya dipenuhi cairan hangat yang menyiram ReyJunior.

Remasan mekinya begitu erat, akupun mempercepat gerakan lagi, Sisil menggelinjang keenakan. “Ssshhh Ahhh sayang.....”. Keringat kami bercucuran, kami berganti posisi, Sisil merebahkanku di Sofa, lantunan lagu mengiringi peraduan kami saat itu. Perlahan sisil melangkah diatas tubuhku, tangannya memegang kontiku yang tegang hebat lalu dengan pelan pinggangnya diturunkan, dan mekinya diarahkan ke ReyJuniorku. Dalam sekejap “Blessss..”, ReyJunior hilang tertelan mekinya yang menjepitnya dengan erat.

Aku mulai meremas lagi payudaranya yang kecil padat.. “sshhh Ahhh...”.. Sisil menunggangiku, Ia mulai melakukan gerakan naik turun, ia mengangkat pinggangnya seketika sampai dikepala kontiku ia melepaskannya lagi untuk masuk ke mekinya. Pelan-pelan dengan lembut, tubuhnya bergoyang-goyang memanjakanku yang direbahkannya duduk disofa.. ‘Emmmhh ahhh, Sill.. terus sill..” 

Goyangannya benar-benar seksi. “Shhhh Ahhh”, desisnya membuatku semakin nafsu, tak tinggal diam aku melumat lagi payudaranya sambil mulai menggerakan pinggulku. Sesekali aku melepas lumatanku, kulihat payudaranya yang padat menari-nari bergetar. Kulihat wajahnya penuh keringat, matanya sayu sambil merem melek, sesekali ia memasang ekspresi terangsang kearahku.. 

“....emmmhhh...ahh...”. Mulutnya mendesis-desis. Sungguh sangat seksi wajah Sisil yang sedang dikuasai nafsu birahi dan sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan. Wajahnya sangat manis saat itu, apalagi ditambah rambut panjangnya yang terlihat acak-acakan terombang ambing oleh gerakan kepalanya. Buah dadanya pun menari berguncang, lalu tanganku meremas-remasnya. 

Desahnya semakin keras, aku mulai mengecup lembut puting susunya dengan jariku.

“...ahhh emmhh, ohhh...”,ucapnya menikmati pelintiran lembut itu.

“Aku nggak kuat lagi Rey..”,ucapnya sambil berhenti menggoyangkan badannya. Kurebahkan badannya dan segera memompa mekinya, tak lama kemudian Sisil mencapai klimaks lagi. Kuhentikan seketika gerakanku untuk membiarkan Sisil menikmati kenikmatan yang diperolehnya. 

Giginya mengigit lembut bibir bawah tipisnya. Setelah itu, aku cabut ReyJunior dan menyuruh Sisil untuk menungging , lalu perlahan kumasukkan kontiku dari belakang. Sisil terlihat hanya pasrah saja terhadap apa yang kulakukan kepadanya. Ia mendesah kenikmatan. Maju...mundur, maju... mundur, pinggulku terus memompa dengan gerakan cepat lalu berangsur pelan. 

Sama seperti gerakan yang kulihat di film yang di putar Sisil, aku mengangkat satu kakinya keatas, lalu menompangkannya di bahuku, terlihat tubuh sisil dari samping. Perlahan menambah kecepatanku memompa dengan kontiku. “Blesss...bles..”, tubuhnya bergetar.”ssshhh Ahhh..Rey”, kepalanya menunduk tertutup oleh rambutnya yang panjang. Maju mundur...maju mundur dengan ritme pelan berangsur cepat , lalu kupelankan lagi. 

Aku menurunkan kakinya lagi kembali pada posisi nungging. Sejenak aku menghela nafas, aku memompanya dengan kecepatan sedang, “Bless...bles...”, ReyJunior menyelinap masuk dilubang mekinya dengan sigap. “ssshhh Ahhhh, , emmmhh”, keringat kami bercucuran membasahi Sofa.

Setelah puas dengan posisi ini, aku menyuruh Sisil rebahan lagi, dan sekali lagi kuserahkan tugasku kepada ReyJunior , memompa mekinya lagi karena aku sudah ingin sekali mengakhirinya. Beberapa saat Sisil ingin klimaks lagi, wajahnya memerah, tubuhnya mulai menggeliat kesana kemari...

“ahhhh ssHH Rey, mau keluar lagi...ShhhhAhh”,desahnya

“Tahan sil...Ahh...sshhh tahan dulu..”,kataku

“Aku dah nggak tahannn sayangg...sshhh Ahhh..”,kata Sisil sambil mendesah panjang. 

Sekali lagi aku melumat mulutnya. Tubuhnya bergetar hebat, pinggulnya terangkat naik. Cairan hangat menyiram ReyJunior dan kurasakan mekinya seakan menyedot kontiku begitu kuat, mencekram dengan begitu hebat, Penisku seperti diurut-urut dengan tekanan lembut. Akhirnya akupun pasrah...

“Ssshhhahhhh emmmhh ahhhh... , “ aku mencapai klimaks. Seketika itu juga aku cabut ReyJunior. “Crotttttt”, kontiku memuncratkan cairan kearah perutnya. Nikmatnya luar biasa. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Lalu kami saling berpelukan erat menikmati kenikmatan yang kami raih.

Sejenak kami menelentangkan badan, menghela nafas cukup lama. Lalu membersihkan kecretan sembari mengenakan pakaian masing-masing.Tanganku merangkul bahu Sisil, 

“Aku sayang sama kamu , Rey...”

“Aku juga Sil”

“Hebat kamu...”

“Tapi kamu lebih berpengalaman Sil..”

“Lo baru pertama kali ya??”

Aku menganggukkan kepalaku,

“hebat Rey, bisa buat aku menggeliat berkali-kali..”

“.................”

“Gw udah nggak perawan Rey...”

“Sama mantan lo yang sebelumnya ya??”

“Iya... , “wajahnya seketika sedih

"Aku sedikit kecewa, tapi Sisil adalah satu-satunya orang yang kusayang. Aku tak ingin kehilangannya, sudah teramat cinta..",gumamku dalam hati

“Nggak papa sayang, aku tetep cinta kamu..”,

“Makasih ya Rey...”,sambil menyandarkan kepalanya dipundak Rey


FLASHBACK-END


“..............”

“Sekali lagi kutanya, apa lo masih inget waktu kita bercumbu mesra di ruang tamu sewaktu bokap nyokap gw pergi...”

Aku melepaskan pelukan Sisil, dan seketika itu juga mengarahkan pelan jari telunjukku kearah bibir manisnya...

“...................”

Aku menganggukkan kepalaku,

"Masih..."

Sisil menepis tanganku, lalu menciumku....
Terasa hangat kecupan manis bibir Sisil, seakan membawaku mengingat kejadian awal pertemuanku dengannya,

Jam istirahat pertama, dikantin sekolah...

“Sisil....”

“Gw Rey...”

“Akhirnya kenalan juga lo sama Sisil....”,celetuk Randy yang berdiri disebelahku

“Apaan lo Ran? “

“Eh , Sil sebenernya si Rey itu suka sama loo, cuman dari jauh”

“Hahhh, maksudnya?”

“Pengagum rahasia lo..., iya, dari JAUH...”

“Shittt!, ga usah buka-buka aib juga keles”,gumamku dalam hati

“Lebih tepatnya, dia itu pengagum akut lo Sil... Ciee Rey...”,ujar Randy

“Akuttttt??, segitunya ...”,

“Rey pernah SMS ke gw begini Sil pas curhat ke gw...”

“Gila ya Ran wajahnya manis beuddhhTtdzzzZz sambil pake huruf alay sealay alaynya alay, maklum kalo udah jatuh cintrong kosakata peralayanya mulai kumat”

“Ehh Ran lo diem lahhh , gw malu jadinya kan. Kampret!”

“Hahahahahahaha”,tawa Sisil

Berawal dari kekagumanku, lalu perkenalanku, rasa itu kemudian berkembang menjadi sayang dan kami akhirnya menjalin sebuah hubungan.
Namanya Sisil, aku menjalani hubungan dengannya sudah hampir empat tahun lamanya. 

Setelah aku duduk dibangku kuliah, perlahan hubungan kami merenggang, lalu kandas. Selain karena faktor ketidakcocokan, orang tua juga menjadi salah satu alasanku mengakhiri hubungan ini. 

Persoalan klasik bukan?! Tapi tetap aja sakit!  .

Semua perlakuannya hari ini mengingatkanku pada kenangan kita. Sulit bagiku untuk terus merajut hubungan ini. Aku tau, ini sebuah keputusan mutlak yang harus kuakhiri. Mengakhiri kenangan kita, dan mengubur dalam-dalam rasa ini untuk kehidupanku yang masih misteri diluar sana. Dengan merasakan kehangatan pelukannya hari ini, itu sudah membuatku cukup. Cukup mengobati kerinduanku..

Perlahan aku mendorong bahu Sisil kebelakang, melepaskan ciuman hangatnya , dan juga pelukannya.

“Cukup Sil....”, ujarku dengan senyum.

"Gw tau Sil, lo masih berharap untuk kita menjalin hubungan lagi kan??...”,tegasku

.................

Sisil menatapku dengan mata sayu

“Tapi alangkah lebih baik kita berjalan dijalan kita masing-masing mengikuti arus hidup kita yang masih terbentang luas didepan sana..”

“Kenapa..??, Kenapa Rey???”

“Karena gw sayang lo..., gw mau lo lebih bahagia walaupun tanpa gw, mulai dari sini...”

“Tapi....Rey..”

“Sepertinya itu sudah cukup mewakili keputusanku ini, dan lo juga pasti sudah paham kan...”,tegasku menambahkan

Sisil tersenyum, perlahan dia memeluk erat tubuhku...

“Gw paham kok perasaan lo , Rey... “

Aku membelai rambutnya, berusaha menenangkan hatinya. Kulihat sekilas raut wajahnya menjadi sumringah bercampur air mata masa lalu yang berubah menjadi kebahagiaan

............


Perlahan Sisil melepaskan pelukanku, lalu menepuk-nepuk pelan pipinya, raut wajahnya seketika berubah bahagia, senyum manis wajahnya kembali seperti dia yang dulu, bahkan lebih bahagia

“Makasih ya , Rey...”

Aku menganggukkan kepala,

"Lo masih jomblo Sil??"

"Iya..."

"Semoga lo dapet cowok yang lebih baik dari gw ya! , gw selalu doain dah.. AMIN"

"AMINNN, Elo juga Rey, semoga lo dapetin hati Pamela...",kata Sisil dengan senyum kecilnya


...hhhhHH , Pamela??

"Gw cuman temen Sil sama dia , Sumpah!..."

"Buktinya lo udah bisa bikin dia gandeng tangan lo..."

"Kan itu boongan!",

"Ahhh , justru itu rambu awal mula tumbuhnya rasa cinta Rey",sambil senyum iblis

"...Ehmmm"

"Cieee.. kok jadi malu gitu lo Rey..."

"Serah lo ah!"

Seketika keadaan menjadi sunyi...

.................

.........

Aku mencoba membuka obrolan baru..

“Sil, lo percaya nggak...??”

“Hmm?? Kenapa...”

“Kata orang, orang yang paling gampang nangis itu seorang cewek. Tapi kata seorang mantan, orang yang paling manis itu elo”

“ Hhhaa???”

“.........Iya lah percaya gw Rey. Kan gw mantan lo, jelas gw paling manis dong...”,tegasnya menambahkan

"Yakinnn???,

"Yakin , gw percaya, kan gw manis!",nadanya sedikit kesal

“Bwahahahaha!, padahal gue ngomong nggak ada nyambung-nyambungnya Sil, elo mah percaya aja”,ketawa-tiwi cengengesan

"Nyambung kok..."

"Nggak lah.."

"Nyambung Rey, coba lo pikir lagi..."

Kata orang, orang gampang nangis itu cewek. Tapi kata mantan, orang yang paling manis itu elo....

"...Hmmmm..., antara nyambung dan enggak sih..",ujarku

"Nyambung Rey!..."

Okee fine, gw ngalah!

“Iya dah itu buat lo... gw juga percaya kok kalo lo itu manis... -”

“Ssshhhh dasarrr!”, wajahnya tersipu malu

........................,

Kami terdiam sejenak beberapa waktu...

"Jadi... lo datang jauh-jauh dari Jakarta cuman buat nemuin gw ??"

Sisil menggelengkan kepalanya,

"Gw mau cari kerja disini , Rey..."

"Yakinnn?? Kenapa nggak di Jakarta aja, kenapa harus di Bandung??"

"Sebenernya bukan soal itu.."

"Lalu..??"

......................

.............

Sisil pun terdiam seketika...

“Bukan apa-apa kok Rey..”


Jawabannya gak logis, entah apa yang ada dipikirannya..

.......................,

Kami terdiam lagi. Tak ada satu katapun terlontar dari mulut kita berdua, keheningan kini benar-benar menyelimuti. Bahkan hanya suara jarum jam menepis sepi. Seketika itu bersamaan dengan detak jarum jam, terdengar juga lantunan merdu lagu Celine Dion favoritku seakan hampir memenuhi ruangan kamar ini 



Every night in my dreams....
I see you, I feel you... 
That is how I know you go on..
Far across the distance...
Every night in my dreams....... 

Tik tok tik tok... 

tik tok tik tok....

tik tok....



Eeettt...Tu...nggu....Tunggu?! Lagu itu... 

Asalnya bukan dari handphone gw!? Sshhhh Jangan-jangan...

“Rey, penghuni sebelah lo suka lagu itu ya??”,ujar sisil memecah keheningan kami

“Ehmmm...."

"Mana gw tau...”

“Sama kayak lo ya?? “

“Begitulah... , tapi entahlah.. gw nggak begitu kenal deket sama dia”

“Ohhhh, gitu... .”

“Ehh..Rey , gw musti pulang sekarang...”

"Kok buru-buru??"

"Ada urusan lain..."

................

“Ohh gitu, perlu gw anter??”

“Emmmhh.. nggak usah Rey, gw bisa pulang sendiri kok”

..................

Perlahan aku menghela nafas, sepertinya Sisil nampak buru-buru. Segera saat itu juga, kami beranjak dari kamar, sekilas aku memalingkan pandangan ke kamar nomor empat, masih sama seperti kemarin, pintunya tertutup rapat. Kualihkan pandanganku , lalu bergegas menuruni anak tangga menuju halaman depan bersama Sisil.

“Byee , Rey , tenkyu ya buat hari ini..”

“Ok, ati-ati ya Sil...”

Memang terlihat aneh, jauh-jauh dari Jakarta datang kesini hanya untuk menemuiku. Apa hanya karena itu? Kurasa masih ada hal lain yang membuat Sisil datang jauh-jauh dan memutuskan untuk mencari kerja di kota ini. Kulihat dari matanya saat terdiam tadi seperti menyimpan sebuah rahasia yang tak seorangpun boleh mengetahuinya. 

Langkah kakinya perlahan menjauhiku yang berdiri tepat dihalaman Rumah Kontrakan ini , Bayangannya hilang tertelan oleh waktu.

Well, sementara nggak perlu ku ungkit lagi, cukup hanya dia saja yang tahu.

Aku bergegas kembali masuk ke kamar dengan diselimuti rasa penasaran. Penasaranku terhadap Sisil, dan juga perempuan yang ada dikamar nomor empat itu....

Pas ketemu aja hampir dibuatnya merinding, tapi sukanya muter lagu melow. Hehhh?! Aneh cewek itu!

{ 0 comments... read them below or add one }

Posting Komentar

Berkomentaralah Dengan Baik yng berisi kritikan , Masukan Demi Kalangsungan Blog kita Bersama ini