Lanjutan Dari
Undangan Rahasia Bagian 10. Semua itu Palsu
PoV Author – Rasa takut
“Sil, lihat cewek berambut pirang ini... bikin nafsu kan??”,ujar Randy memasang wajah iblisnya sembari mengunci tangan Pamela kebelakang dengan kedua tangannya
Perlahan Randy menggiring tubuh Pamela ketengah-tengah kamar dalam posisi berdiri....
“Bwahahaahha! Jackpot! Sukses besar rencana kita Ran...”,kata Sisil
Tangan kanan Randy mulai membelai-belai lembut rambut Pamela, kemudian sesekali menjulurkan lidahnya untuk menjilati pipi kanannya
“emmmhhh sshh Ahhh.., bikin nafsu aja ni cewek Sil..”
“Terus..terus Ran, gw mau liat ekspresi cewek ini kalo lagi terangsang...”,ujar Sisil
“Serius?? Enaknya bagian apanya dulu menurut lo..??”
“Coba lo buka perlahan roknya, penasaran kan lo dalemannya?? ”,ujar Sisil sembari pandangannya tertuju pada rok putih Pamela.
“Bwahahahaha, Okeelahh, makin semangat gw lihat daleman dibalik paha mulusnya..”
Paha Pamela yang putih mulus terlihat jelas dibalik balutan roknya. Disela pahanya tergambar jelas belahan kewanitaan yang belum pernah tersentuh laki laki manapun. Kaos ketatnya yang berwarna merah muda mempertegas beberadaan dua gunung kembar di dadanya,
Randy mulai membuka sedikit rok mininya lalu membelai paha kiri Pamela dengan gerakan lembut tangan memutar. Tangannya perlahan bergerak mengitari paha kanannya kemudian melakukan rangsangan dibagian pantat Pamela. Dengan lembut ia mulai meremas pantatnya
“Lihatt Rann! , udah mulai menikmati dia...”,ujar Sisil ketika melihat gigi Pamela mulai menggigit bibir bawahnya sendiri
“Bwahahahaha... Ekspresinya nafsuin!”,ujar Randy sembari membelai rambutnya lalu mengunci tangan Pamela lagi dengan erat
“Gw mau mainin payudara dari kaos ketatnya Sil..”
“Sokk silahkeun, mau liat gw...”
Randy segera menggerakan tangan kanannya menyentuh kearah perut Pamela, memberikan sentuhan lembut kemudian perlahan bergerak keatas hingga tangannya kini menyentuh payudara bagian kirinya. Tubuh Pamela mendadak menjadi tegang. Matanya terlihat sayu. Randy mulai menggerakan jari telunjuknya untuk menekan-nekan payudara dari kaos ketatnya, tubuhnya sedikit menggeliat. Dengan pelan, Randy mulai memutar jari telunjuknya yang kini mendarat diputingnya...
“..............”
“He..he...he... , tenang sayang... diremas boleh?? “,bisikan nakal penuh nafsu keluar dari mulut Randy masuk melalui telinga kanan Pamela
“.................”
“Kok diem aja sih sayang...”,bisik Randy penuh nafsu
“....”
“Takut..... aku takut......tt.... takut..”,gumam Pamela dalam hati
“.........”
Perasaan Pamela....
Apa kalian bisa merasakannya...???
Ia seakan berbagi ketakutannya pada kita tentang rasa takut. Ketika kemelut mulai menyulut. Darahnya mengalir di wajahnya yang tersumbat. Kharisma wajahnya kini berubah menjadi kuning pucat , dan perlu kalian tahu....
Saat ini, setetes air mata yang Pamela tahanpun akhirnya jatuh membasahi pipinya, seketika matanya kini hanya mampu terpejam berharap penuh seseorang datang melindunginya...
“Mau nangis?? Ya ampunnn!.....”,kata Sisil
“Bwahahahahaha, kalo nangis makin cantik aja Sil..”,ujar Randy sambil matanya menatap wajah Pamela
“Udah cukup Ran, saatnya eksekusi!”,Kata Sisil dengan wajah iblisnya
Randy melepas kuncian tangannya, perlahan tubuh Pamela digerakkan maju selangkah demi selangkah menuju tempat tidurnya
“..........”
Apa kalian bisa merasakan jantung kalian berdegup sedikit lebih cepat?
Pamela juga merasakannya, bahkan jauh lebih cepat dari yang kalian rasakan..
----- oOo -----
PoV Author - Kecewa
“Tt ..tt...tunggu.. lo sekarang dimana??”,ujar Rey.
“..........”
“ “itu Rumah Randy Pam!”
Tut...tut..tut..
Seketika itu pembicaraan mereka terputus. Rey mencoba menelepon Pamela berulang kali. Tapi, tidak ada respon satupun dari hanphonenya.
“.....Pam...”,ujar Rey dalam hati mengkhawatirkan keadaan Pamela sekarang
Perlahan Rey memundurkan kursi tempat duduknya, kemudian menggerakkan tubuhnya untuk pergi meninggalkan kantor.
Saat itu hati kecilku berbicara...
Aku harus kesana...
Saat itu rasa takut menghimpit jiwa.
Rasa takut yang begitu menyiksa...
Aku menghampirinya
.......
Rey berlari sekuat tenaga menggapai semua jalan yang ditempuh dengan kedua kakinya. Meski berberkali-kali seakan ingin tersandung, ia tetap menggerakan kakinya dengan cepat menuju rumah Randy
“Bodohhh??! ....Keterlaluan polosnya! ”,gumamnya dalam hati
Selang beberapa menit, kini Ia telah berdiri tepat didepan rumah Randy...
Dengan nafas tersendat-sendat bercampur emosi dan ketakutan, Rey mulai menggerakkan kakinya masuk kedalam rumah itu. Ia mendapati pintunya terbuka, dengan segera melangkahkan kakinya melewati batas pintu itu menuju ruang tamu.
“Pammm! Pamela! Lo dimana?!...” ,teriak Rey
Suaranya seakaan menggema memenuhi seluruh ruangan itu. Matanya tergerak lebih cepat mencari kekanan dan kekiri hingga akhirnya pandangannya terhenti pada sebuah kamar. Ia melihat Pamela, Randy dan Sisil berada di dalam kamar yang pintunya terbuka.
“Pa...pamela?! Pam!”,teriak Rey yang kemudian bergerak menghampirinya
“Brakkkkk!”
Rey mendorong Randy hingga terjatuh ke sisi kanan, tubuhnya kini tersungkur di lantai. Tanpa pikir panjang, Rey meraih tangan kanan Pamela dan perlahan bergerak mundur menjauhi Randy dan Sisil yang ada diruangan itu
“........”,
Kedua tangan Pamela menggenggam erat tangan Rey...
“Anak ini pasti ketakutan..... , gw bisa merasakan genggamannya semakin kuat..”,gumam Rey dalam hati
“Brengsekkkk!”,ujar Randy
“Plok..plok plok..... cowoknya datang Ran...”,kata Sisil
“Kalian mau apain dia? Ran?..Sil?”,tanya Rey
“Bwahahaahhaha! Lo kenapa disini Rey?”,ujar Randy
“Gw mau jemput dia!”,ujar Rey dengan penuh emosi
“Hahahahhaa.. Bwahahahahahaa!”,
Sisil tertawa berbahak-bahak...
“Segitunya, emang dia berarti buat lo??”,
“Lucu... , lucu lo!”,ujarnya menambahkan
“Untung aja lo dateng Rey, kalo nggak udah gw telanjangin!”,ujar Randy
“Eh , Lo bisa jaga mulut lo Ran.??”,kata Rey dengan nada penuh emosi
“Untung aja lo dateng Rey, kalo nggak kita udah threesome ditempat ini sama cewek disamping lo itu”,ujar Sisil
Rey melepaskan pegangan tangan Pamela, kemudian ia bergerak kearah Sisil
“Plakkkk!”, sebuah tamparan mendarat di pipi kanannya
“Mulut lo sopan dikit Sil, dijaga tuh omongan lo!”
“Lo siapa ngatur-ngatur gw, mulut mulut gw haa! Brengsekk!”,teriak Sisil
“Sampah lo!”,ujarnya menambahkan sembari tangannya memegang bekas tamparan Rey dipipinya
“Bwaahahahahaha! Jadi ini nih namanya sahabat lo Ran...” ,ujar Sisil menambahkan
“Sahabat? Emang gw punya sahabat?”,ujar Randy dengan tatapan penuh emosi
“........................”
“Ini yang namanya sahabat? Ini yang namanya mantan?...”,gumam Rey dalam hati
“Lo sahabat gw Ran, lo tega kayak gini, lo ini kenapa?......”
“Dengerin gw, sekali lagi lo gangguin Pamela....”,ujar Rey menambahkan
“Apa?? Lo mau apain gw??”,ujar Randy dengan nada menantang
“....Lo itu sahabat gw Ran, kenapa lo tega mau ngelakuin kayak gini..?!”
“Heeello??? Lo sahabat gue?? Dulu lo itu something. Tapi bagi gw , lo itu nothing sekarang!”
“Kalian sekarang berubah....”,gumam Rey dalam hati
“Lo mau pergi?? Silahkan! Pergi yang jauh! Gw udah nggak butuh kalian! Husshh hushh!”,ujar Randy menambahkan
“Bwahahahahahaa.... “,
“..............................”
“Ggg....ww.. Gw..harus pergi dari sini?!....:,gumam Rey dalam hati
Seketika itu juga Rey memegang erat tangan Pamela, kemudian perlahan bergerak mundur menjauhi mereka sembari mencari momen yang tepat untuk segera keluar dari rumah ini.
“...rrr...Rey. handphone...”,ujar Pamela dengan nada ketakutan
Pamela bergegas mengambil handphonenya yang tergeletak diatas meja ruang tamu lalu kembali memegang erat tangan kiri Rey, mereka segera pergi meninggalkan rumah Randy...
--- oOo ---
“Gw nggak habis pikir mereka bakalan ngelakuin ini.. Brengsek!”,gumam Rey dalam hati
Rey menggenggam erat tangan kanan Pamela dengan tangan kirinya sembari bergegas pergi menjauhi rumah itu.
“Rey...”,kata Pamela
“Reeyyy!”,teriak Pamela
Langkah mereka terhenti, teriakan Pamela lah yang menghentikannya
“.........???”
“Gw takut Rey tadi...”,ujar Pamela mengeratkan pegangan tangannya
“....................”.
Mereka terdiam seketika....
“Lo bisa gak sih Pam ngejaga diri lo sendiri!”,ujar Rey dengan nada keras menghentak
“........”
“Lo hampir aja celaka tadi?! Kalo nggak ada gw tadi gimana lo?”
Pamela terdiam seketika, ia menundukkan kepalanya, matanya berkaca-kaca seakaan ingin menangis
“Rey....”,ucapnya dengan lirih
“...Makasih ya...”
“......................”
“....hm..???”
“................”
“Lo dah dateng nyelametin gw..”,ucapnya lirih
“Seharusnya lo itu lebih peka Pam sama orang disekitar lo?!”,ujar Rey
“Gw peka, gw peka..tapi...”
“Kenapa lo kesana? Lo nggak sadar tadi?? Mereka ngapain lo?? Lo pingsan? Nggak kan pasti?? Dasar! Polos amat jadi orang!”,kata Rey dengan nada kesal
“Karena ulang tahun lo hari ini, makanya gw kesana!”,kata Pamela dengan emosi yang mulai muncul
“Ulang tahun?.. lo percaya gitu aja sama mereka tanpa tanya ke gw langsung?
“Kok lo jadi marah sih.??.”,kata Pamela
“Soalnya lo gampang aja diboongin sama mereka!”
“................”
Pamela pun terdiam. Rey terus memarahinya tanpa alasan..
“Ok, gw balik ke Rumah Kontrakan sendiri Pam!, Bye!”
“Ehh, kok lo gitu sih Rey??... jadi aneh gitu..”
“Udah ah Pam! Gw lagi pengen menyendiri”
“Lo ini kenapa sih??”,kata Pamela perlahan mulai kesal
“Sekarang gw lagi males sama lo, sama mereka dan sama diri gw sendiri! Jadi, mending lo pulang sendiri ke rumah tanpa gw anter, bisa kan?? Lo itu udah gede”
Perlahan Rey melepaskan genggaman erat tangannya dan bergegas meninggalkan Pamela
“Ehhh?? Gw juga males sama lo ye! Gw bisa pulang sendiri! Byee!”,kata terakhir Pamela dengan nada kesal
Seketika itu juga mereka terpisah kembali ke tempatnya masing-masing dengan perasaan emosi satu sama lain
Kata orang, orang yang paling sensitif itu cewek, tapi bagi orang sakit hati dikhianati sahabatnya, orang yang paling sensitif itu Gw.
Gw sakit hati karena Sahabat dekat gw yang pura-pura baik bantu gw sekarang malah nikam gw! Brengsek! Brengsekk! Lalu mantan gw! Kelakukannya hampir sama kayak binatang jalang! Rasanya seperti ingin meluapkan penyesalan dan kekesalan gw yang terpendam. Jujur, Gw sangat benci dunia ini! ,gumam Rey dalam hati
Gw pengen ngerasain rasanya mati daripada terus nikmatin rasa ini. Apa bisa??
--- oOo ---
“of light and shadow, the world is built...”
“Sabar Rey...sabar....”
“Sory gw nggak bisa! , gw masih sakit hati!”,Ia menggerutu dalam hatinya sendiri
Rey memasukki rumah kontrakannya,lalu menggerakan langkah kakinya menaiki tangga menuju kamarnya. Seketika itu langkahnya terhenti tepat ditengah-tengah anak tangga yang menghubungkan lantai satu dan lantai dua rumah ini, pandangannya tertahan, kini didepan matanya hadir sesosok wanita. Rey menurunkan pandangannya kebawah, dan ia melihat wanita itu mengenakan kaos kaki berwarna merah..
“Minggir... “,kata Rey
Wanita itu tak beranjak sedikitpun dari tempatnya seakan menghalang-halangi Rey untuk bergerak melewati anak tangga yang ada didepannya
“Lo bisa minggir Mel!”
“.....................”
Melisa terdiam membisu tanpa berucap kata sedikitpun dan tubuhnya masih berdiri tegak dihadapan Rey
“Eh lo ,bisa minggir nggak!”,ujar Rey dengan nada kerasnya seakan menghentak
“..................”
“Lo bisa ngomong kan? Apa lo itu bisu!”
“...................”
Melisa tetap terdiam dengan tatapan tajam menatap Rey. Kemudian ia bergerak memalingkan tatapan dinginnya kembali masuk kekamarnya
“Aneh lo! Emang bener lo itu sebuah payung! Yang bisanya cuman diem merenung dikamar meratapi nasib lo”,gumam Rey dalam hati
“....................”
Seketika itu juga Rey melangkahkan kakinya masuk ke kedalam kamar. Ia merebahkan tubuhnya diatas tempat tidurnya.
“Brengsekkkkkk! Brengsekkk lo Ran! “,teriak Rey dengan lantang seakan suaranya mengisi seluruh ruangan kamarnya
“Brengsek lo Sil! Brengsekkkk! Gw benci lo!”
“Brengggg...”
Tok tok tok...
“..sekk!”
Terdengar seseorang mengetuk pintu Rey dengan nada pukulan yang keras. Seketika itu juga Rey yang melampiaskan kekesalannya atas kejadian yang telah dilakukan sahabat dan mantannya itu menjadi terdiam...
“Siapa?? Siapa disana!”
“Gw Melisa....”,ucapnya lirih
“Pergi lo ngapain ke kamar gw?!”,teriak Rey
Pintu kamar Rey yang tak terkunci dibuka Melisa dengan mudahnya, perlahan langkah kaki Melisa mendekat masuk kekamar Rey
“Kenapa?? Lo nggak terima gw bacotin tadi?”
“................”
Melisa terdiam, tatapannya yang sudah kembali biasa kini berubah menjadi dingin lagi seperti ingin membunuh seseorang
“Diem?? Sampai berapa kali lagi lo mau bersikap kayak gitu?”
“Lo itu benda mati...”,Rey meluapkan semua kekesalannya kepada Melisa ditempat itu
“..............”
“Brengsekk lo masih diem??!”
“Eh lo wanita jalang!...”
"..................."
“Udah??”,jawab Melisa singkat
“...................”
Melisa kembali kekamarnya kemudian menghampiri Rey dengan membawa sebuah Pisau tajam. Lalu ia bergerak mendekati Rey yang terbaring diatas kasurnya. Pisau itu disodorkan Melisa tepat didepan kedua mata Rey..
“Lo udah selesai pidatonya? Ato masih ada lagi rasa jengkel yang ingin lo luapin?”
“.................”
“Lo patah hati sama cewek lo?”,ujar Melisa
“................”
“Apa sama mantan lo ??”
“.................”
“Atau sama sahabat lo? Atau orang lain yang nyakitin lo?”
“Bukan urusan lo!”,teriak Rey
“Sakit ?? rasanya gimana? Sakit di khianatin?,ujar Melisa
“.................”
Kata-kata Melisa seperti menancap bagai pisau yang disodorkan tepat dimata Rey. Aliran darah Rey seketika membeku, badannya mulai tegang. Perasaan sakit sekaligus ketakutan. Jantungnya kini berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Rasa takutnya bergetar lebih hebat . Hati yang rapuh seperti kembali diterjam belati tajam menusuknya dengan perlahan. Rey merasakannya, hatinya benar-benar terombang-ambing teringat kejadian sore ini..
“...Sakit.. gw ngerasain sakit...”,ujar Rey lirih
"Siapa yang salah? Yang ngebuat hati lo seperti ini.."
"Mereka..??",ujar Melisa menambahkan
Rey menganggukan kepalanya dengan pelan..
“Balas dia! Bunuh! , atau kalo lo nggak bisa ngelakuin itu, lo bisa ngelukain diri lo sendiri dengan ini..”
Melisa memegang tangan kanan Rey kemudian meletakan pisau itu tepat ditelapak tangannya
“Gw nggak bisa Mel...”
“Lo lemah! itu pilihan lo tinggal pilih dan rasa sakit lo akan berakhir!”
“.................”
“Gw nggak bisa ngelakuin kedua-duanya Mel!”
Rey menggelengkan kepalanya lalu melempar pisau itu hingga terjatuh ketengah lantai..
Mereka terdiam seketika, tanpa suara, sunyi namun mencengkam. Perasaan mereka mulai memuncak bersatu dengan amarah, sakit, dan rasa ketakutan...
Seketika Melisa membalikkan tubuhnya mengambil pisau yang dilempar Rey kemudian mendatanginya.
“..................”
Ketakutan Rey seakan di intimidasi oleh pergerakan Melisa mengambil pisau itu dengan tatapannya yang dingin. Semakin Melisa perlahan mendekatinya, semakin itu pula degup jantungnya berdetak lebih cepat seiraama dengan kecemasan yang dirasakan dikamarnya...
Dengan tatapan dinginnya kemudian Melisa menarik tangan Rey untuk segera beranjak dari tempat tidur seakan ingin membawa Rey keluar dari kamarnya
“....ttt..Tunggu!”, teriak Rey
“mmm...aaa..Mau kemana??”
“.......................”
Melisa terdiam terpaku, Rey hanya melihat wanita itu kini berdiri didepannya. Atmosfir disekitarnya menjadi semakin tak terkendali oleh hawa keberadaannya yang semakin membuat degup jantungnya seperti diombang-ambingkan. Rasa was-was, ketakutan kian membelenggu...
“Tunjukin tempatnya...”,ucap Melisa dengan lirih
“....................”
“Kalo lo nggak bisa ngelakuin keduanya. Sini biar gw aja yang bunuh semua orang yang nyakitin lo itu!”,ujar Melisa dengan lantang
“is there anyone you want to kill? If there’s someone, tell me...”
Sebuah Payung
“Kalo lo nggak bisa ngelakuin keduanya. Sini biar gw aja yang bunuh semua orang yang nyakitin lo itu!”,ujar Melisa dengan lantang
“..Jjjjj...aa..Jangan Mel..!” ,teriak Rey
“sss..sStoppp! Jangan lakuin itu!”,ujarnya menambahkan dengan nada ketakutan
“................”
Seketika itu mereka terdiam beberapa detik. Kemudian Melisa menarik tangan Rey keluar dari kamarnya, berjalan menapaki satu per satu lantai dilantai dua rumah ini. Sejenak langkah mereka terhenti tepat di depan kamar Melisa. Melisa mendorong Rey masuk ke dalam kamarnya. Rey kini telah berada di tengah ruangan itu...
“Bwahahahahahahaaha!”
Melisa tertawa terbahak-bahak menghampiri Rey, tangan kanannya memegang jidatnya dan berkali-kali menggelengkan kepalanya seakan tak percaya apa yang barusaja ia lakukan...
“Gimana rasanya Rey?? , lo takut ?”,ujar Melisa
“Takut kalo gw bunuh orang itu...??”,
“....................”
“Lo takut tapi lo nggak bisa ngapa-ngapain..?”,ujarnya menambahkan
“..........”
Rey hanya mampu terdiam membisu melihat sifat yang ditunjukkan Melisa, ia tidak dapat berkata secuil apapun saat melihat sifatnya yang kemudian berubah sedemikan drastis anehnya..
“.........”
“Itu sama seperti yang gw rasain dulu....”,ujar Melisa
“....dulu??”,gumam Rey dalam hati
“Disaat semua orang menyakiti gw, gw hanya mampu terdiam ketakutan tanpa mampu ngelakuin apa-apa..”
“.......”
“Mel....”,ujar Rey lirih sambil tatapannya tertuju melihat wajah melisa yang perlahan berubah menjadi pucat
“Gw itu bagai sebuah payung Rey saat itu...”,ujar Melisa
“Sejak saat itu gw memutuskan untuk tidak ingin memiliki teman selain diri gw sendiri..”
“....................”
“Bukan mereka yang nggak mau, tapi diri gw sendirilah yang menolak keberadaan mereka”
“........ “
“Pasti masa lalunya yang membuatnya menjadi dingin sebelumnya”,gumam Rey dalam hati
"............."
“Mel........”,ujar Rey sekali lagi
“...hmmM??”,ujar Melisa
“Kenapa lo suka lagu itu?”
“.............”
“My Heart Will Go On....”,ujar Rey menambahkan
“...........................”
Melisa terdiam seketika, seperti sedang menyembunyikan sesuatu, perlahan tatapannya berubah menjadi kosong..
"............"
“Lagu itu mengingatkanku...”
“......??”
“Dengan seseorang...”,ujarnya menambahkan
Kemudian Melisa meletakan pisau itu diatas kasurnya lalu mempersilahkan Rey untuk duduk, sembari Melisa mulai menceritakan kejadian masa lalunya...
--- oOo ---
PoV Melisa - Payung
Cinta bisa sekali menyentuh kita
Dan (cinta) dalam sekejap juga bisa menghancurkannya...
My Heart Will Go On...
Sebuah lagu yang menyatukkan cinta kita. Sebut saja dia Rangga, orang yang kucintai.
“Sayang hari ini mau kemana?”
“Nggak kemana-mana...”
“Kalo gitu jalan yukk...”
“Mau kemana??”
“Ada deh, ikut aja....”
“........”
Satu tahun yang lalu...
Malam itu rembulan nampak indah, udara sedikit dingin. Rangga menjemputku dengan motor ninjanya. Aku dibawanya pergi kesuatu tempat yang asing bagiku.
Singkat cerita, aku dibawa ke sebuah tempat karaoke. Disana teman rangga sudah berkumpul sebelumnya. Teman-temannya itu berjumlah 3 orang tapi aku agak heran sebab tak ada wanita lain selain aku ditempat itu.
Berjam-jam kami menghabiskan waktu bersama mereka. Minuman coca-cola menemani kami menghabiskan waktu di ruang karaoke ini. Sejujurnya aku agak risih dengan asap rokok mereka yang ada diruangan itu, tapi mau bagaimana lagi...
“Mel..pulang yuk... udah jam 10... nanti ibu kost marah..”
Aku menganggukan ajakan Rangga untuk segera mengantarku pulang ke kost. Bagiku tawarannya membuatku semakin semangat untuk pergi meninggalkan kemelut asap yang membuatku batuk-batuk saat menghirupnya secara tidak langsung.
Diperjalan pulang, seketika Rangga menghentikan motornya dan berhenti tepat di sebuah rumah kosong yang lebih tepatnya seperti gudang...
“Rangg...mm...aa..mau kemana kita??”
“Udahh ikut aja!”,ujarnya dengan memegang paksa tanganku sembari membawaku masuk kedalam rumah kosong itu
Didalam rumah itu, tiba-tiba Rangga mendekap tubuhku dan perlahan tangannya mulai memegang kedua buah dadaku yang tertutup baju putih yang kukenakan saat itu. Dan itu membuatku tersentak.
“Rrr...rang lo mau ngapain?!”
“........”
Rangga terdiam dan terus melakukan remasan lembut ke payudaraku. Aku merasa risih tapi di suatu sisi aku merasa geli akibat remasan kedua tangannya. Tiba-tiba saja Rangga mendaratkan bibirnya tepat di bibir tipisku yang membuat degup jantungku meningkat sembari tangannya masih melakukan remasan tanpa henti. Tanpa pikir panjang aku mendorong rangga hingga tubuhnya terjatuh ketanah..
“...Apa-apaan sih lo rang?!”,ujarku
Rangga hanya memasang raut wajah iblis dengan tatapan seakan ingin melakukan sesuatu kepadaku. Perlahan ia berdiri membangkitkan tubuhnya lalu dengan langkah cepat menghampiriku. Kedua tanganku disigapnya sambil sesekali mendaratkan tangan kanannya dipayudaraku.
“Wahh wahh wahh.. sudah mulai rang pestanya..”
Terdengar suara dari arah kanan, kulihat segerombolan bayangan lelaki datang mendekat, dan terlihatlah tiga orang teman Rangga yang kutemui saat di tempat Karaoke ini..
“Udah nafsu lo rang , buru-buru amat??”
“Haha..haha.... lo yang lama kesini, makanya gw mulai dulu..”,ujar Rangga sembari sejenak menghentikan remasan tangannya
Kemudian Rangga mendorong tubuhku. Aku merasakan sakit luar biasa ketika tubuhku tersungkur ditanah ini.
“Buruan gih, kalian dulu yang mulai...”
“aa..kkk..Aku takut... sssiapapun... tolong aku...",gumamku dalam hati
Ketiga orang biadab itu menghampiriku kemudian salah seorang dari mereka mendekap tanganku. Aku mencoba melawan dan meronta-ronta, tapi apa daya mereka membalasku dengan sebuah tamparan di pipiku yang membuat tubuhku tak berdaya.
“Manis juga cewek lo rang...”,ujar salah seorang lagi dari mereka sembari tangannya membelai lembut wajahku
Tanpa pikir panjang mereka melucuti semua pakaianku hingga tak tersisa. Mereka mulai merangsang bagian sensitifku, mulai dari payudaraku yang jadi tempat mendaratnya tangan-tangan manusia bejad itu. Aku diperlakukan seperti mainan mereka. Salah satu dari mereka merangsang pahaku dengan menjilatinya. Salah seorang lain mulai melumat bibirku, dan sisanya meremas-remas dengan cengkraman kuat kearah kedua payudaraku. Mendengar rintihanku mereka semakin bernafsu menodai setiap jengkal tubuhku
Rasa takut membelenggu bercampur dengan kepasrahanku tak berdaya digarap oleh tiga orang manusia bejad itu. Pasrah tak berdaya ketika salah satu seorang dari mereka mulai membaringkanku, kemudian sesekali menarik tangan kananku dan mengarahkannya tepat pada sebuah benda keras yang berasal di balik celana lelaki itu.
“Kocokk sayang kocok..”,ujar lelaki itu sembari menuntun tanganku untuk meremas dan melakukan gerakan kocokan dengan lembut
“Brengsek dasar lelaki jalangg kalian semua!”,teriakku yang kemudian orang itu mendaratkan tamparan kearah pipiku
Rangga hanya memasang tatapan iblis melihatku digarap oleh tiga lelaki biadap ini, kulihat tatapannya seakan penuh nafsu dengan senyum kemenangannya berhasil membawaku sampai ketahap ini. Aku hancur, orang yang kucintai justru malah menjebakku kedalam situasi yang tak kuinginkan, dan tak kuharapkan terjadi menimpaku saat ini.
Tak kuasa aku menahan air mata yang akhirnya menetes membasuh pipiku. Aku menyaksikan salah seorang dari mereka mulai bergerak melakukan rangsangan ke bagian bawah area sensitifku. Aku mencoba melawan mereka, namun aku memberikan dampak apa-apa, yang ada justru mereka semakin nafsu menikmati setiap tubuhku, mulai dari tamparan , kemudian lumatan bibir mereka secara bergantian ke bibirku, lalu bergerak memasukan jari mereka ke bagian area sensitifku.
“Emmhhh... enak sayang??”,ujar salah Seorang dari mereka
“hahahahhaa!”
Aku menggeliat keenakan karena nikmat yang tak seharusnya kurasakan, aku risih sekaligus ngeri, ketakutan membelengguku, mataku terbelangak melihat kelakuan tiga manusia bejad itu , aku sesekali ingin membunuh mereka saat itu, tapi aku hanyalah seorang perempuan tak berdaya yang kini pasrah menerima perlakuan mereka.
“Brengsekkkk! lepasin gw!, jangan lakuin itu!”, tanpa henti aku mengatakan hal itu berulang-ulang kali sebagai bentuk perlawananku tapi mereka menghiraukanku
Hujan deras melanda saat itu juga bersamaan dengan kemelut kebisuanku yang tak berdaya terus meronta. Mereka seperti binatang jalang yang menodaiku tanpa henti dan tanpa memiliki rasa kasihan sedikitpun. Aku menggerang kesakitan bercampur kekecewaan terhadap mereka yang memperlakukanku seperti ini.
“Cukupp bro..cukupp!”,teriak Rangga sembari melangkahkan kakinya kearahku dengan tatapan iblisnya
“Sekarang giliran gw...”,
Kemudian Rangga melepas pakaiannya tanpa sehelai apapun, dan menghampiriku. Ia membelai lembut rambutku, dan mulai melumat bibir tipisku. Aku tak berdaya, aku mencoba memukul dadanya dengan kuat, tapi pukulan itu tak berarti apa-apa terhadapnya. Rangga semakin bernafsu melumat mulutku.
“Udahh langsung masukkin aja rang !”,teriak salah seorang dari mereka
Tanpa pikir panjang ia menjambak rambutku dengan kuat, kemudian kedua tangannya bergerak membuka lebar selangkanganku dan memasukan sebuah benda keras ke dalam liang sensitifku..
“Rrann.g..jangann... jangan”,
“Jleeebbb....”
Benda itu masuk menembus selaput daraku. Aku merasakan kesakitan yang belum pernah kualami sebelumnya, perih dan nyeri. Mataku mendadak sayu, tak kuasa aku menahan air mata ini. Ia tak menghiraukanku, terus menghancurkan tubuhku. Aku telah dinodai oleh orang yang kucintai.
Kemudian tiga orang lainnya juga ikut menyetubuhiku secara bergantian. Mereka mengotori hampir setiap bagian tubuhku, tetapi mereka seakan tidak pernah puas. Memperlakukanku seperti santapan lezat yang terdiam tak dapat melawan kenafsuan mereka. BRENGSEKK! Mereka semua brengsek! Orang-orang paling hina! BINATANG JALANG KALIAN SEMUA!
..........
Mereka merenggut hartaku satu-satunya yang paling berharga sebagai seorang wanita. Bayangan mereka menghilang meninggalkanku , membiarkan tubuhku terkapar ditemani hujan deras yang tak henti-hentinya meneteskan air mata hatiku. "Aku ingin mati meninggalkan dunia ini.....",gumamku dalam hati
--- oOo ---
“Pertarungan hati....
Hujan tak berhenti...
Sekat nafasku sudah lenyap ...
tersayat pagi...”
Sebuah payung yang ditinggal pemilik aslinya, secara bergantian bertemu dengan pemilik yang baru. Payung itu dipakai orang lain secara bergilir dan dibuang tanpa pernah kembali ke pemilik aslinya. Hujan deras menemani kepiluan hatinya..
“Gw bagaikan payung bekas Rey.... “,ujar Melisa
“............”
“Mereka memakai gw dengan sesuka hati penuh nafsu. Mejamah seluruh tubuh gw, gw di nodai...”
“Mell...”,ucap Rey lirih, ia tak tahan melihat air mata Melisa yang terus menguncur membasahi pipinya
“Hati gw dihancurkan mereka sampai berkeping-keping tak tersisa....”
“Mell cukup!”,
Melisa tetap tak menggubris teriakan Rey...
“ Saat itu gw berjanji pada diri gw sendiri untuk mulai membenci dunia ini dan berharap kepada Tuhan segera menyabut nyawa gw. Tapi... apa itu bisa??...”
“...haha....haha...Bwahahahahahaha!”,Melisa pun tertawa diatas keterpurukan hatinya,tertawa diatas penderitaannya sendiri
“................”
Rey beranjak dari tempatnya kemudian memeluk erat tubuh Melisa..
“Diantara malaikat malam....
Semua ini, tanya kosong...
Kutemukan ada yang hilang..
Aku sudah dibumi lain...”
Sejak saat itulah Melisa memutuskan untuk membeci orang sekitarnya, bahkan rasanya tak ingin mengenal mereka. Melisa tak berdaya dalam keterpurukannya sendiri, bahkan tak mampu untuk bertahan di dunia ini. Melukai diri sendiri adalah jalan yang ia pilih ketika mengingat kejadian yang memilukan itu..
--- oOo ---
"revenge will make another revenge..."
Seketika itu Rey melihat air mata Melisa keluar lagi perlahan membasahi pipinya...
“Gw ini lemah....”
“Gw gampang rapuh Rey...”,ucapnya lirih
“................”
“Cukup...mel ..cukup..”,ujar Rey dengan lirih sembari mengeratkan pelukannya
“Berkat cerita Melisa gw juga mulai bisa membayangkan bagaimana perasaan yang dirasakan Pamela sore ini jika gw terlambat datang ke rumah Randy....”,gumam Rey dalam hati
“Gw merasa hidup gw nggak ada artinya lagi! tapi gw terus menjalaninya!...”,teriak Melisa
“Jujur, sebagai lelaki gw nggak ngerti dan nggak akan pernah tau seberapa penting sebuah keperawanan dimata seorang wanita, Tapi, yang gw tau sekarang hanyalah melihat sesosok wanita yang tegar tepat berada dipelukan gw , seseorang yang berusaha melawan keterpurukannya, seseorang yang beringinan kuat untuk keluar dari masa lalu yang membelenggunya, meski sesaat ia harus menyakiti dirinya sendiri....”,gumam Rey dalam hati
“...................”
“Meski gw hidup sekarang disini.. gw merasa....”,ujarnya lirih
“ Lo SALAH BESAR Mel......”,ujar Rey memotong kata-kata Melisa
“..........”
“Setelah dengar cerita lo dan lo sampai saat ini masih ada dihadapan gw, sekarang gw tau ....”
“......”
“Bagi gw, lo itu orang yang kuat....”,ujar Rey singkat
“.................”
“L....L..Lo mampu ngelawan masa lalu lo sampai sekarang ini meski sewaktu-waktu lo ngelukai diri lo sendiri..”
Rey melepas pelukannya, ia beranjak mengambil pisau yang ada diatas tempat tidur Melisa, kemudian menghampiri Melisa dan menjulurkan pisau itu tepat didepan matanya..
“Mel....”,ujarnya lirih
“..............”
Melisa kini hanya terdiam menatap sebuah pisau tajam yang kini berada tepat dikedua matanya
“Sekarang lo nggak perlu nyakitin diri lo sendiri pake pisau ini...”
“..................”
Mata Melisa mulai berkaca-kaca menahan air mata yang ingin keluar lagi dari matanya
“Justru lo harus melawan masa lalu lo itu dengan membuka hati lo buat orang disekitar lo...”
“......”
Melisa terdiam...
“Gw percaya.., suatu saat lo akan bertemu dengan seseorang yang membuka hatinya buat lo, mencintai lo dengan tulus...”
“............”
“Gw percaya itu...”,ujar Rey dengan penuh keyakinan
“Gw seperti sedang bicara dengan diri gw sendiri. Selain gw meyakinkan Melisa, Gw juga harus yakin pada diri gw sendiri, gw harus bisa ngelupain kejadian hari ini...“,gumam Rey dalam hati
“................”
Kami terdiam beberapa detik, tidak ada suara yang muncul didalam ruangan ini..
“..............”
“Makasih Rey....”,ujar Melisa lirih
Rey menggelengkan kepalanya...
“Gw yang seharusnya bilang itu....”
Rey menghela nafas panjang-panjang, ia melihat tatapan Melisa. Terlihat kini wajahnya tersenyum meski enggan untuk membukanya lebar-lebar. Melisa memeluk erat Rey dengan kedua tangannya
“Makasih Rey....”
“Makasih....”,ucap Melisa sekali lagi
“............”
“Gw sekarang bakal lebih mencintai hidup gw dan melupakan masa lalu itu...”,ujarnya menambahkan
“...........”
“Gw juga akan ngelupain kejadian mantan gw dan yang dilakukan sahabat gw hari ini....”,bisik Rey dengan lirih
Rey tersenyum, tangannya menepuk-nepuk punggung Melisa dengan pelan menenangkan hatinya..
“Semua pasti baik-baik aja Mel... jangan khawatir..”
“..................”
--- oOo ---
Waktu bergulir begitu cepat menjelma malam yang pekat. Kini jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Suasana dikamar Melisa diselimuti oleh kehangatan pelukan mereka berdua. Mereka yang terluka oleh masa lalunya, mereka yang kini bijaksana dalam menghadapi masa lalunya itu untuk segera melupakannya.
“Sudah malam Mel.. waktunya istirahat”, ujar Rey dengan tersenyum
Melisa menatap Rey dengan mata berkaca-kaca, Ia menganggukan kepalanya dengan pelan. senyumnya kini perlahan semakin melebar
Perlahan Rey melepaskan pelukan Melisa, ia mengambil pisau yang ada diatas tempat tidur. kemudian beranjak keluar kamar Melisa dan membuang pisau itu, lalu ia melangkahkan kakinya perlahan menuju kamarnya
“Rey....”
Langkah Rey terhenti berdiri didepan pintu kamarnya, kemudian memalingkan pandangannya kearah suara yang berasal dari depan pintu kamar Melisa
“...hmm??”
“Lo juga, yang kuat ya.....",ucap Melisa lirih
"............"
"Cepat atau lambat, suatu saat lo juga akan bertemu seseorang yang membuka hatinya buat mencintai lo dengan tulus ”,ujar Melisa menambahkan dengan memasang senyuman manisnya
Rey membalasnya dengan senyuman, dan kemudian mereka berdua masuk ke kamar masing-masing dengan kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka menutup malam ini...
Jatuh Cinta
Malam hari dirumah Pamela..
“Galau! Ngeselin!”,gerutuku kesal sembari membaringkan badannya diatas tempat tidurnya
“Segitunya ya tuh cowok! Apa maksudnya coba marah marah.."
Seketika itu juga mamah Pamela melihat anaknya marah-marah sendiri dikamar, ia sedikit khawatir, lalu bergegas menghampirinya...
“Kenapa sayanggg....”
“Ehhh mamah.. , nggak papa mah...”, ujarku sembari terkejut
“Yakin??? Kok tadi mamah liat dari luar kayak lagi kesel...”
“Emmm.... iya nggak papa kok.. sedikit jengkel sama seseorang mah..”
“Cowok???”,ujar mamah Pamela mulai menanyainya seakan masih penasaran dengan apa yang dilihatnya
“atau Cewek...??”,ia menambahkan
“Aduh...mamah pasti bakal tanya aneh aneh kalo aku jujur...”,gumamku dalam hati
“Jawab sayang...cowok apa cewek..??!”
“Emmm... cewek mah...”,
“Benerrrr??”
“.....Gw harus jujur..gw harus jujur, sampai kapan gw terus-terusan nyimpen perasaan ini. nggak perduli mamah mau setuju atau enggak..”,gumamku dalam hati
“.....Cowok sih mah sebenernya..”,ujarku malu....
“Bwahahahahaha!”
“....hee?? kenapa mah?? Kok ketawaa?”
“Udah gede ya sekarang kamu Pam...",ujar mamah sembari tersenyum melihatku
“Ngomong-ngomong cowok itu temenmu yaa??”
Aku hanya dapat menganggukkan kepalaku, sembari menahan malu..
“...Ganteng nggak...??”
“Nggak mah!, ngeselin...”
“Berati kalo ngeselin nanti lama-lama bisa makin deket lhoo, kamu sukaa kannn sama diaaa??
“Ehhh apa-apaan sih mamah ini.. nggak kok nggak kokkk..”
“Hayoo jujur...kamu suka kan sama cowok itu..”
Akhirnya akupun tidak bisa berkutik terus diwawancarai mamah, aku dihujani bertubi-tubi pertanyaan dari mulut mamah yang seakan penasaran tentang cowok yang tak lain adalah Rey.
“....Emm kalo mamah dulu sama papah gimana bisa ketemu..??”
“..................”
Mamah kemudian terdiam, dan wajahnya tersenyum bahagia ketika aku melontarkan pertanyaan seputar mamah dan papah pada masa mudanya
“...Mau tauuu sayang??”
“Mauuu....”
“Simplee ...”,jawabnya singkat
“Hahhh Simple?? Maksudnya mah??”
“Mamah dan papah jadian hanya gara-gara sepotong kue yang mamah buat untuk papah kamu...”
“...........kuee??”
Seketika itu juga pembicaraan semakin menarik antara aku dan mamah. Mamah mulai terbuka denganku, ia menyadari aku yang kini sudah dewasa, dan sudah sepantasnya aku menjalin hubungan dengan seorang lelaki. Sampai pada akhirnya aku menceritakan semua tentang Rey kepada mamah. Mamah menyetujui jika aku menjalin hubungan lebih dekat dengannya , namun dengan satu catatan, tidak boleh ketahuan Papah. Kecewa sih, tapi nggak papa, paling tidak mamah mendukung keinginan kuatku dengan Rey..
“Jadi kapan kamu mau ngenalin Rey sama mamah??”
“.....Gimana ya mah... baru temen mah....”
“Lagian aku juga lagi marahan sama dia...”,ujarku menambahkan
“.................”
“Kalo marahan biasanya bisa tambah lengket lohh..”,ujar mamah
“....Heee??? apaan sih mahh?!”, aku tersipu malu
“Ya ampun anak mamah ini... sini mamah bantu..”
Dari hasil pembicaraanku dengan mamah, aku memutuskan untuk meminta maaf kepada Rey besok, tentunya mamah juga membantuku membuat sesuatu sebagai permintaan maafku ke Rey. Ia mengusulkan untuk memberi sebuah kue kepada Rey. Yappp! Aku tau hari ini kan ulang tahunnya. Aku menyetujui ide mamah, meski kelebihan 1 hari di hari ulang tahunnya
“Cinta tak selalu harus berdampingan dan jalan beriringan. Ada kalanya cinta akan lebih terasa bermakna ketika dijalani dengan jarak yang memisahkan..”
--- oOo ---
Suatu pagi yang dihiasi matahari yang bersinar cerah. Burung burung berkicauan seakan menyambut pagi yang begitu indah. Semilir angin pun membelai lembut kamar Rey. Ia yang tengah tertidur pulas , perlahan membuka mata, mengucek-nguceknya, lalu mengumpulkan segenap nyawanya untuk bangkit beranjak dari tempat tidur, dan seketika...
Tok tok tok...
Terdengar suara orang yang mengetuk pintu kamar Rey. Rey perlahan bergerak membuka gagang pintu kamarnya. Didapati sesosok wanita tengah berdiri tegak didepan Rey dengan membawa sebuah kue.
“Pamela??!”,ujar Rey dalam hati dengan ekspresi sedikit terkejut
“Ganggu ya??...”,ujarnya sedikit malu...
Rey menggaruk-nggaruk kepalanya seakan terkejut melihat Pamela tiba-tiba saja datang menemuinya dipagi ini
“Emm...Masuk aja Pam... “,ujar Rey mempersilahkan Pamela masuk, kemudian mereka duduk di lantai tengah kamar Rey
Pamela masuk kedalam kamar Rey dengan sedikit agak gugup...
“Rey.. lo masih marah ya?”,ujar Pamela
“.....................”
“Soal???”
“Yang kemaren... karena gw orangnya terlalu polos...”
“...Ohh soal itu..”
“.................”
“Gw minta maaf ya Rey....”
“......................”
“Gw emang nggak peka..."
".................."
"Rey, sebagai gantinya gw bawain kue....”,ujar Pamela menambahkan
“..............”
“Buat gw???”
“Iya, kan kemarin lo ulang tahun..”,jawab Pamela singkat
“Yaa ampun! Lo masih aja percaya sama Sisil ?”
“Abisnya ......gimana ya...”
“Pammmm!”,ujar Rey dengan nada menghentak
“Ulang tahun gw itu tanggal 22 Januari! Bukan kemaren...”,tegasnya
“Hahhhh???....”
“.....................”
Pupus sudah harapan Pamela. Mukanya yang berseri kini berubah menjadi murung-pucat, wajahnya lesu, gagal sudah usaha Pamela membuat kue demi ulang tahun Rey...."Yahh..yahhh.. percuma dong..",gumam Pamela dalam hati
“Gapapa Pam, jadi sekarang lo udah tau kapan ulang taun gw, btw makasih buat kuenya...”,ujar Rey masih bisa menerima pemberian Pamela, sembari menaruh kue itu di meja yang letaknya di tengah kamar Rey
“Cuman gitu aja?? Dibiarin di meja?? .....Aduh... percuma gw bikin susah-susah sama mamah... ”,gumam Pamela dalam hati
“Jadi lo udah nggak marah kan..??”,ujar Pamela
“.............”
“Yang perlu dimarahin apa sih sebenernya..??.”
“Kemarin.... lo kan marah-marah sama gw...”,ujar Pamela sedikit takut
“................”
“Ohh kemarin gw marah-marah sama lo?? Gw udah lupa Pam...”, ujar Rey
“Kan.... ngeselin amat sih loo! Cowok emang ya... mesti gampang ngelupain sesuatu!”,ujar Pamela jengkel
“Emang penting..???”
“......emm..Nggaaakk siihhh.. soalnya lo aneh kemaren...”,ujar Pamela sambil mikir..
“Yaudah lupain...”,ujar Rey menjawab sekenanya
Seketika jari Rey tanpa sengaja mengenai tulisan yang ada dibawah kue itu, dan membuatnya berubah seketika
“Yaaa ampunn Reyy...minggirrr!”,
“Tuhh kannn , jadi rusakk kuenyaa...”,gerutu Pamela
Pamela menggerutu melihat kuenya sedikit berubah akibat ulah tangan Rey
“Heeeehhh, maafff Pam .. emang tadi tulisannya apa??”
“I L Y S M (I Love U So Much)..”
“Apa itu..??!”,ujar Rey keheranan
Pamela menggelengkan kepalanya, ekspresi wajahnya mendadak malu...
“Nggak kok, cuman singkatan, bukan apa-apa!”
“Yaa ampun.. ni cowok, ILYSM aja nggak tau!..”,gerutu Pamela dalam hati
“...................”
Mereka terdiam seketika....
“................”
“Jadi... , Lo bisa buat kue bagus kayak gini Pam??”
Rey mulai fokus melihat kue yang ditaruhnya dimeja, sambil tangannya mulai menggeser dari arah kanan kekiri melihat bentuk kuenya disemua bagian.
“Ngeselin amat sih !, dimana-mana cewek itu harus bisa buat kue!??”
“Kan kalo lo emang beda dari cewek lainnya Pam..Bwahahahahaha!”,
Rey nampak senang membully-bully Pamela, sedangkan Pamela semakin down dibuatnya....
“....Serahhh ahh! Terusin aja ngejeknya..”,ujar Pamela dengan memasang wajah cemberut, sembari Rey mulai mencicipi kue yang ada didepannya
“Coba gw icipp yaaa?”
“.............”
Pamela terus melihat Rey menyantap kue nya tiap-tiap bagian itu perlahan masuk kemulutnya. Mata Pamela berkaca-kaca sekaligus berharap cemas akan rasa dibalik kue itu..
“..Gimana Rey rasanya..??”
“...........
“Reyy..”
“...mmmHh....”
Rey tetap melahap kue itu tanpa menggubris Pamela..
“Reyy!”
“....mmHHh mmmH...”
“Manisss buangettttt Pammm rasanya! ”
“Seriuss?? , enak kan tapi??”
“Nggak enak!, soalnya lo yang bikin! Bwahahahahaha!?”,ujar Rey sambil cengengesan
“Plakkkkkkkkkkkk!”, seketika itu juga Rey mendapat tamparan keras dari Pamela tepat di pipi kanannya
“Aahhhhh! Sakit Pammm..?!”,ujar Rey sambil mengelus-elus pipinya yang berubah jadi merah seketika
“Itu kue yang gw bikin dengan jerih payahku sendiri Reyy hargaiinn dikitt lahh!”,ujar Pamela memelas...
“Sakittt Pam! Tanggung jawab?! Merah nih pipi!”,gerutu Rey
“Bwahahahaha! aduh-aduh kaciannn dehh ahh loo...”,ujar Pamela cengengesan
“Parahhh, nggak bisa ilang nihh bekas merahnya??!”,ujar Rey , masih berusaha menghilangkan rasa sakit di pipinya
“Rasainnn!, salah sendiri jadi orang sokk amat!”
Seketika itu Pamela melayangkan tangan kanannya dan meletakkannya pada pipi Rey yang nampak merah itu. Ia membelai lembut pipi Rey
“.................”
“Sakit ya.... Kalo sekarang lebih enakan kan...”,ujarnya lirih
“...........”
Rey terdiam sembari menikmati belaian lembut tangan Pamela yang seketika itu juga menghilangkan rasa sakit akibat tamparannya yang keras. Kini rasa sakit itu berubah menjadi rasa kasih sayang yang sangat hangat dirasakan Rey hingga perlahan membakar hatinya dan sepertinya Rey mulai jatuh cinta, itu terlihat dari bagaimana ia memandang Pamela.
"Cepat atau lambat, suatu saat lo juga akan bertemu seseorang yang membuka hatinya buat mencintai lo dengan tulus ”
Sekilas Rey teringat kata-kata Melisa semalem...
"Apa ini yang namanya cinta itu.. , Jantungku seperti berdegup dengan kencang melihat Pamela sedekat ini... , apa ini rasanya jatuh cinta?? ",gumam Rey dalam hati
Pamela mendadak menjadi tegang, pipinya kemerah-merahan menandakan malu. Pamela kemudian melepaskan tangannya yang disandarkan di pipi Rey, ia tertunduk malu.
“Pam.. beneran lo yang bikin ya? Tetep enak kok.., mau rasanya pait sekalipun.. gw nggak perduli”,ujar Rey dengan senyumnya tapi menatap mata Pamela dengan serius
Tanpa pikir panjang Rey menarik tangan Pamela dan membaringkannya diatas tempat tidurnya, sehingga kini dia berada di atas tubuh Pamela. Mata mereka saling bertatapan. Pamela dapat mendengar debar jantung Rey yang berdegup kencang. Nafas yang memburu. Rasa gugup nampak jelas di wajahnya. Begitu pula dengan Pamela...
"Reyy......—“
Rey meletakkan jari telunjuknya di bibir Pamela. Lalu ia mendekatkan wajah mereka berdua. Hidung dan dahi mereka saling menempel satu sama lain. Rey tak dapat lagi menahan dorongan untuk mencium bibirnya yang tipis. Perlahan dan lembut Rey mecium bibirnya.
Rey melumat bibirnya yang tipis. Lidahnya memaksa mulutnya terbuka, memainkan lidahnya. Pamela yang belum terbiasa hanya menerima ciuman yang diberikan Rey bertubi-tubi pada bibirnya. Sekali-kali ia membalas walau tak ahli , Pamela menikmati ciumannya. Ciuman itu akhirnya berubah menjadi gairah yang panas.
Mulut Rey pindah ke leher dan dadanya. Tangannya mulai mengembara di sepanjang kaki dan pahanya. Pamela mengeluarkan suara lenguhan yang semakin membangkitkan gairah Rey. Tangannya meremas-remas rambut Rey, menikmati setiap sensasi yang ia berikan. Sementara itu dibawah sana kejantanan Rey terlihat semakin mengeras.
Sebuah kesadaran Pamela muncul, yang mengingatkan akan kejadian sore kemarin di rumah Randy. Ekspresinya seketika berubah menjadi ketakutan. Pamela segera melepaskan diri dari tubuh Rey. Rey berbaring di sebelahnya, menghela nafas panjang. Sementara itu nafas Pamela masih terengah-engah akibat ciuman mereka yang panas. Ekspresi wajahnya sedikit ketakutan atas perlakuan Rey saat itu.
"Reyy... Maaf..... gw nggak bisa," Pamela memiringkan tubuhnya dengan malu-malu menghadap Rey. “Gw takut kalo lo akan mengambil sesuatu yang sangat berharga dari diri gw saat ini... gw nggak mau..”, Rey menyanggah kepala Pamela dengan salah satu tangannya serta menatap wajahnya yang masih merona merah.
Rey menoleh, tangannya merengkuh wajah Pamela sembari ia menggelengkan kepalanya.
“Nggak Pam... gw akan selalu ngelindungin dan jagain lo kapanpun, sampai saatnya nanti....”.
“...Janji..??”,ujar Pamela terdengar lirih..
Rey menganggukan kepalanya dengan segala keyakinannya sebagai seorang lelaki. Kemudian perlahan ia menatapnya dengan tajam. "Gw sayang lo Pam...," pipinya makin merona saat mengatakannya.
“....................”
Pamela seketika tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari mulut seseorang yang dicintainya itu..
“Gw juga sayang lo Rey....”
“...........”
“Ll...Lo mau jadi pacar gw...???”, ujar Rey lirih
Nampak ekspresi Rey juga gugup melontarkan ungkapan cintanya itu kepada Pamela. Tanpa ada balasan suara yang muncul dari mulut Pamela, ia menganggukan kepalanya yang berarti seketika itu juga Pamela mengiyakannya, matanya mulai berkaca-kaca menatap Rey...
Saat lelah ku mencari...
cinta yang tak kunjung datang...
kau selalu ada di sini...
di depan mataku...
tempat untukku berbagi...
perasaan yang tersimpan...
namun tak ku duga...
kaulah yang ku tunggu...
canda kita tetap sama, tawa kita tak berubah...
namun ada yang berbeda ku rasakan itu...
dari tatapan matamu yang bicara...
ada sesuatu di antara kita...
"Gw pikir gw sudah gila. Akan tetapi, biarlah gw coba untuk membuat hari-hari bersama Pamela menjadi indah mulai dari sekarang, esok dan seterusnya...",gumam Rey dalam hati
"Rey ngeselin! emang cowok paling ngeselin didunia! Hari -hari gw sekarang bakal gw lalui bersama Rey baik itu suka, duka, tanggis tawa semua menyatu ... Sikap perhatiannya ke gw membuat gw tak lelah menjalani hari-hari mulai dari sekarang, esok, dan seterusnya",gumam Pamela dalam hati
Mereka memulai langkah awal menjalani hubungan ini. Berharap sungguh di hati mereka yang paling dalam agar kedepannya semakin mantap dan semakin saling mencintai satu sama lain, saling menghargai, saling mendukung hingga nantinya sampai ke jenjang pernikahan-(Rey-Pamela).
*** TAMAT ***
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar
Berkomentaralah Dengan Baik yng berisi kritikan , Masukan Demi Kalangsungan Blog kita Bersama ini