Pengalaman Bu Rika

Posted by Unknown

Sebelum aku mulai cerita ini, aku ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu. Namaku Alwan , aku bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang perbaikan komputer / laptop. Aku sendiri merasa nyaman kerja di tempat ini, karena teman-temanku orangnya ramah-ramah dan mengayomi. Sampai akhirnya aku mempunyai konsumen tetap seorang wanita setengah baya. Wanita tersebut bernama Ibu Rika, sebagai gambaran Ibu Rika berumur 50 tahunan, berkulit sawo matang, kedua payudaranya masih terlihat membusung dan kutaksir berukuran 36B, pantatnya padat dan berisi, pinggulnya bahenol dan montok, Ibu Rika sendiri bersuami dengan di karuniai 4 orang anak, sehari-hari Ibu Rika sering mengenakan baju lengan panjang yang model terusan hingga ujung kakinya dan berjilbab.

Pada saat pertama kali aku bertemu dengannya aku belum merasakan sesuatu dan entah kenapa karena seringnya kami bertemu, aku mulai tertarik Ibu Rika dan tak jarang aku datang ke rumah untuk sekedar ngobrol bersama. Sesuatu yang membuat aku tertarik pada Ibu Rika adalah tubuh Ibu Rika yang masih terlihatmenggairahkan sekali meskipun umurnya sudah tampak tua sehingga terbayang olehku ingin menikmati kemolekan tubuhnya bahkan setiap hari aku selalu membayangkan dan menghayalkan betapa nikmatnya bila aku dapat menggaulinya. Ibu Rika orangnya enak diajak ngobrol, ramah pada setiap orang. Sampai akhirnya pada suatu hari Ibu Rika datang padaku dan mengkonsultasikan laptop milik anaknya yang terasa lambat dan juga minta diajari bagaimana caranya mengkoneksikan laptop dengan internet. Setelah kuperiksa, ternyata banyak virus yang mengerogoti sistem di laptopnya sehingga mengakibatkan kinerja laptopnya menjadi terganggu. Dan aku bilang untuk membersihkan semua virus di laptopnya diperlukan waktu yang cukup lama, sedangkan agar bisa dikoneksikan ke internet, harus ada jalur telepon. Lalu dia menyarankan agar untuk menangani laptopnya dikerjakan di rumahnya. Sesuai dengan kesepakatan, keesokan harinya aku datang ke rumah Ibu Rika dan sampai disana kulihat sepi sekali. Lalu aku mengetok pintu rumahnya, tak lama kemudian seseorang membuka pintu rumah dan ternyata Ibu Rika sendiri. Saat itu Ibu Rika hanya mengenakan daster batik berwarna biru. Lalu Ibu Rika mempersilahkan aku masuk ke dalam ruang tamu, tak lama kemudian Ibu Rika masuk ke dalam untuk mengambil laptop. Tanpa membuang waktu aku mulai melakukan pembersihan virus dengan software yang aku bawa. Sambil menunggu anti virus bekerja, kami ngobrol berbagai hal diselingi dengan minum dan makan camilan yang Ibu Rika sediakan. Sampai akhirnya kami mengobrolkan hal-hal yang bersifat pribadi dan entah kenapa perlahan-lahan aku mulai terangsang terhadapnya, tapi aku masih merasa takut untuk memulainya, walaupun bisikan-bisikan di kepalaku mengatakan bahwa inilah saatnya yang tepat untuk mewujudkan obsesi yang selama ini ada dalam khayalanku apalagi suasana rumahnya sedang sepi. Akhirnya dengan hati-hati aku berkata pada Ibu Rika.
"Kok sepi Bu..." kataku.
"Biasa Wan, kalau hari kerja cuma Ibu aja di rumah maklum Ibu kan ibu rumah tangga....suami dan anak-anak Ibu kalau pulang pasti sore hari Wan...."
"Oooo gitu Bu...." kataku.
“Ibu Rika sebenarnya saya kagum sekali, wanita seumur Ibu Rika masih terlihat seksi....”
“Ach… Alwan bisa aja ! Masak sih… tubuh peot dan wajah keriput ini disebut seksi dan cantik ?” katanya tersenyum dan tampaklah ekspresi kebanggaan diwajahnya mendengar pujianku.
“Bener lho, Bu! Saya ‘ngga bohong....”
“Udah ach… , jangan dilanjutkan rayuannya nanti saya bisa terbang… !” jawabnya samibil tersenyum semakin tersanjung.
“Ngomong-ngomong… , Bu..! Boleh ‘nggak saya minta sesuatu, nggak macam-macam kok, swear !” kataku
“Minta apaan sich.. ? kalau nggak macam-macam akan saya penuhi ! “ katanya
Ibu Rika memandangku heran
“Tubuh Ibu Rika sungguh istimewa dan menggairahkan….., boleh kan Bu, saya memeluk tubuh Ibu Rika !”
“Ya dech, kalau cuma sekedar memeluk....” kata Ibu Rika.
Akhirnya aku langsung berdiri dan mulai mendekati Ibu Rika, lalu kupeluk tubuh Ibu Rika. Tak lama kemudian aku duduk di samping Ibu Rika, lalu dengan tangan gemetar aku mencoba membelai tangan Ibu Rika. Dan seketika itu darahku berdesir, tampak Ibu Rika hanya diam saja ketika tanganku membelai tangannya. Aku tak tahu apakah Ibu Rika merasakan desiran-desiran rangsangan pada saat aku dengan lembut membelai tangannya. 

Setelah puas membelai tangannya, aku mencoba memegang pahanya. Kembali tanganku bergetar membelai paha Ibu Rika, mataku terpejam dan darahku semakin berdesir memberikan rangsangan-rangsangan yang sangat kuat padaku. Cukup lama tanganku membelai paha Ibu Rika. Aku sangat menikmati apa yang kulakukan, paha kiri dan kanannya secara bergantian aku belai dan usap, terlihat mata Ibu Rika terpejam menikmati belai tanganku dan tanpa kuduga mulut Ibu Rika berguman tidak jelas. Melihat itu aku tak mau berhenti, tanganku terus membelai paha Ibu Rika dan dengan sangat hati-hati arah belaian semakin ke atas tampak mata Ibu Rika semakin rapat terpejam. Dengan hati-hati kedua betis Ibu Rika aku buka dan aku langsung duduk di lantai menghadap paha Ibu Rika yang terbuka. 
Dengan suara bergetar dan suara yang sedikit memburu Ibu Rika berkata “Kok jadi duduk dibawah ?”
“Ngga apa-apa bu, supaya lebih jelas “ jawabku beralasan.
”Awas lho… jangan macam-macam !” ancam Ibu Rika.
Kembali tanganku melanjutkan belaian pada pahanya. Ibu Rika kembali memejamkan matanya sambil menikmati belaian tanganku pada betisnya. Lalu kuberanikan diri untuk mencium lembut ujung kakinya dan seketika itu mata Ibu Rika terbuka.
“Kok..?” hanya kata itu yang keluar.
Akhirnya kedua tangan dan bibirku membelai betis hingga lutut dan paha di sekitar lutut. Ciumanku dan tanganku semakin naik ke atas, ciumanku sudah mencapai lututnya. Ibu Rika semakin terlena, napasnya semakin memburu dan mulutnya semakin sering mengguman sesuatu yang tidak jelas. Sedangkan aku semakin terangsang dan kurasakan penisku sudah mulai mengeras. Tapi aku masih berhati-hati agar dia tidak menghentikan usahku ini. Tanganku semakin aktif membelai paha bagian bagian dalam dan mulutku menciumi lututnya yang kiri dan kanan secara bergantian. Duduknya sudah mulai gelisah, pinggulnya sudah bergoyang-goyang dan dari mulutnya sudah mulai memperdengarkan erangan-erangan nikmat dan terangsang. Kuhentikan gerakanku, matanya terbuka memandangku sayu, terlihat bahwa Ibu Rika sudah sangat terangsang, kuberanikan diri wajahku mendekati wajahnya dan Ibu Rika memejamkan matanya kembali dengan mulut yang terbuka menantang, lagsung bibirku menciumi bibirnya yang seksi.

Tampak Ibu Rika tidak marah, bahkan menyambut ciumanku dengan hangat dan sangat bergairah. Kami berciuman dengan sangat bergairah. Kedua tangannya meraih kepalaku dan mencium bibirku dengan sangat panas, bibirnya menghisap-hisap bibirku dan lidahnya menari-nari dengan lidahku seperti seorang wanita yang sudah sangat lama tidak bermesraan, tentu saja aku semakin melayang nikmat dan bersemangat. Tanganku mulai meremas-remas buah dadanya yang montok dari luar dasternya, Ibu Rika diam saja bahkan semakin bergairah dan mengerang nikmat. Tanganku mulai mencopoti kancing depan dasternya satu-persatu dan menyusupkan tangan kananku ke dadanya. Lalu aku menarik cup bh-nya ke atas, sehingga kedua buah dadanya montok Ibu Rika terbuka bebas. Tanganku langsung meremas buah dada montok itu yang kiri dan kanan secara bergantian. Ibu Rika menghentikan ciumannya dan memegang tangan kananku, sambil memandang padaku dengan sayu sehingga aku terkejut, takut Ibu Rika marah dan menghentikan usaha yang telah dengan sabar aku lalui.
“Ibu tau, kamu sudah lama sekali menginginkannya tapi jangan disini Wan..! bahaya kalau ada tamu datang….. kamu tutup dulu pintu rumah Ibu, lalu kita ke kamar saja biar tenang!” kata Ibu Rika.
Plong… dadaku terasa lapang, ketakutanku ternyata tidak terbukti. Setelah kututup dan kukunci pintu rumah, aku kembali menghampiri Ibu Rika. Lalu Ibu Rika kemudian berdiri dan menarik diriku menuju kamarnya. Tak kuperhatikan lagi anti virus yang masih bekerja pada laptop. Dengan tergesa-gesa kami menuju kamarnya. Begitu tiba di dalam kamar, Ibu Rika langsung menarikku ketempat tidur. Aku langsung menindihnya dan bibirku kembali mencium bibirnya dengan gemas. Ciumannya kali ini semakin panas dan bergairah dan Ibu Rika sudah tidak segan-segan lagi mengeluarkan lenguhan dan erangan nikmat.
"Wan, puasin Ibu...." kata Ibu Rika.
"Baik Bu...." jawabku.
"Ingat ya, ini rahasia kita berdua jangan sampai ada yang tau...." kata Ibu Rika.
"Oke Bu...." kataku.
Tanganku kembali merayap ke buah dadanya yang masih terbuka dan meremas-remasnya dengan nikmat, tak lama kemudian Ibu Rika berdiri dan melepas dasternya sehingga tampaklah BH hitam dan CD putih yang menempel di tubuhnya. Aku sendiri membantu mencopoti BH hitam Ibu Rika yang masih terkait sedangkan Ibu Rika melepas CD putihnya sehingga tampaklah Ibu Rika sudah telanjang bulat didepanku.

Kemudian aku kembali menubruknya dan mendorong tubuhnya hingga Ibu Rika telentang diatas kasur, bibirku menciumi seluruh bagian buah dadanya baik bagian kiri maupun bagian kanan sedangkan tangan meremas-remas buah dada yang tidak aku ciumi. Aku begitu bernafsu menciumi buah dada Ibu Rika. Walaupun Ibu Rika sudah berumur, namun buah dadanya masih montok dan sekal, tidak mengelayut dan kendor. Kuhisap dan kujilati setiap mili bagian buah dada menggairahkan ini. Dan akhirnya bibirku dengan asyiknya menghisap dan menjilati puting susu yang tegak menantang dan tampak Ibu Rika semakin mengerang nikmat.
“Akhhhh… wan… euh … euh….!”
Badan Ibu Rika bergelinjang-gelinjang menahan nikmat yang menderanya. Tak lama kemudian Ibu Rika bangun dan meraih bajuku.
“Buka bajunya Wan...." kata Ibu Rika.
Dengan bantuannya aku mencopoti bajuku yang sudah basah oleh keringat dan sekaligus aku membuka celana panjangku sekaligus dengan CD yang aku kenakan. Ibu Rika terpana memandang penisku yang tegak menjulang, tangannya mendorong tubuhku hingga aku telentang
"Besar sekali penis kamu..." kata Ibu Rika.
Kemudian dengan gemetar tangan Ibu Rika meraih penisku dan mengocoknya dengan gemas, aku melayang nikmat merasakan kocokan tangannya pada penisku, kemudian bibirnya dengan lembut menciumi penisku dan lidahnya menjilati kepala penisku.
“Ooouuuhhh…. “ aku melenguh nikmat.
Cukup lama lidah dan bibirnya bermain di kepala penisku membuat aku melayang-layang nikmat, kemudian mulutnya semakin terbuka lebar untuk memasukkan penis tegangku kedalam mulutnya sambil lidahnya terus-menerus menjilati kepala penisku. Mataku semakin terbeliak-beliak menahan nikmat dan erangan nikmatku keluar tanpa dapat kucegah. Tanpa memperdulikan diriku yang terengah-engah menahan nikmat, mulut dan lidahnya terus menerus memberikan kenikmatan pada diriku. Aku tak tahan, kugeserkan kepalaku mendekati lututnya yang sedang menungging. Aku posisikan kepalaku diantara kedua lututnya yang terbuka, sehingga posisi kami menjadi posisi 69. Aku mulai menjilati vagina Ibu Rika yang ada dihadapanku sedangkan kedua tanganku membelai pantat montoknya. Lidahku terjulur menjilati celah vagina tersebut, badannya tergetar setiap kali lidahku menyentuh klentitnya. Aku semakin semangat menjilati dan menghisap vaginanya, Ibu Rika semakin sering bergetar dan mengerang nikmat, sehingga mulutnya berhenti mempermainkan penisku. Aku tak peduli, lidah dan mulutku semakin lincah bermain di vaginanya, badannya semakin bergetar dan menekan-nekankan vaginanya dengan keras ke arah mulut dan hidungku sambil menjerit-jerit nikmat
“Oooouuggghhh....enak sekali Wan....Ooouugghhh....” desah Ibu Rika.
Gerakannya semakin keras dan jeritannya semakin tak terkendali, hingga akhirnya pantat Ibu Rika ditekankan dengan keras ke arah mukaku hingga mulut dan hidungku tertekan vagina dengan sangat rapat sehingga aku sulit bernapas dan terdengar dia menjerit keras “Aaaakkkhhhh……..” kemudian terlihat olehku vagina Ibu Rika mengempot-ngempot dengan sangat keras.
Ternyata Ibu Rika mencapai orgasmenya yang pertama, dan tak lama kemudian badannya ambruk menindih tubuhku. Beberapa saat kemudian Ibu Rika menggulingkan tubuhnya hingga tidur telentang. Kubangunkan tubuhku dan memposisikan tubuhku agar tidur berdampingan. Kemudian matanya terbuka memandangku. Dengan napas yang masih tersengal-sengal.
“Ibu tidak pernah merasakan senikmat ini ketika berhubungan seks dengan suami Ibu...." kata Ibu Rika.
Aku tidak mengomentari ucapannya, hanya dalam hati aku berkata pantas saja Ibu Rika terlihat sangat gemas memandang penisku yang sangat tegang. Karena aku belum apa-apa, maka badanku bangkit dan tanganku meremas-remas buah dadanya serta memilin-milin puting susunya yang perlahan-lahan mulai kembali tegak menjulang. Kembali badanku menindih tubuhnya dan bibirku mencium bibirnya, bibirnya menyambut bibirku dengan gairah yang kembali bangkit. 

Tangannya merayap ke arah penisku dan meremas-remas dengan gemas. Aku mengangkat pinggulku memberi jarak dengan selangkangannya, kemudian kubuka pahanya terbuka lebar dan tangannya menuntun penis tegangku agar tepat berada liang vaginanya hingga akhirnya kepala penisku tepat berada di mulut liang vagina Ibu Rika yang sangat basah. Kemudian kedua tangannya merengkuh pantatku dan menariknya. Aku mengerti apa yang Ibu Rika inginkan. Kudorong pantatku sampai akhirnya batang penisku masuk seluruhnya di dalam vagina Ibu Rika. Lalu perlahan-lahan batang penisku menyusuri liang vagina hangat yang basah berlendir yang disertai kedutan-kedutan yang memijit batang penisku. Jepitan dan kedutan vaginanya pada penisku memberikan sensasi nikmat yang luar biasa. Perjalanan masuk ini kulakukan perlahan-lahan, karena aku ingin menikmati setiap mili pergeseran antara batang penisku dan vagina Ibu Rika. Nampaknya Ibu Rika sudah tidak sabar, pantat terangkat setiap aku mendorong masuk, dan tangannya memberikan bantuan kecepatan pada pantatku agar aku melakukan dengan lebih cepat dan keras. Aku tidak terpengaruh dengan gerakan pantatnya yang semakin bergelinjang dan tangannya yang semakin menarik-narik keras pantatku agar bergerak lebih cepat. Aku hanya menambah sedikit kecepatan pada gerakan mengocokku, pinggulnya semakin bergelinjang, kepalanya terlempar ke kiri dan kanan sambil mulut yang kembali mengerang-ngerang nikmat. Gelinjang tubuh Ibu Rika semakin keras dan hebat. Berputar, kekiri kekanan dan ke atas ke bawah, hingga akhirnya gerakannya semakin tak beraturan, badannya terlonjak-lonjak, tangannya menarik punggungku hingga tubuhnya terangkat dan kepalanya terdongak dengan mata terbeliak Ibu Rika menjerit keras.
“Aaaaaakkkhhhhhh……. “ kakinya terjulur kaku, tak lama kemudian badanya terhempas lemas dan tangannya terlepas dari punggungku dan jatuh ke samping tubuhnya.
Kurasakan vagina berkontraksi sangat keras memijit-mijit dan menghisap-hisap penisku sehingga akupun terbeliak menahan sensasi nikmat yang teramat sangat. Kubiarkan batang penisku amblas di dalam vaginanya menikmati sensasi orgasme yang kembali dialaminya. Kutopang tubuhku dengan kedua tangan yang menahan di pinggir bahunya. Perlahan-lahan matanya terbuka dan berkata dengan napas tersengal-sengal menahan lelah. Aku mencium bibirnya dengan nafsu yang menggelora, Ibu Rika menyambut lemah ciumanku. Dengan sabar aku berusaha membangkitkan kembali gairahnya. Kuciumi lehernya dari balik jilbab yang masih dikenakannya namun telah basah oleh keringat, kujilati dadanya yang juga basah oleh keringat. Ketelusuri hingga ke bawah hingga akhirnya mulutku kembali memilin-milin puting susunya untuk membangkitkan gairahnya. Sambil perlahan-lahan kukocok penisku yang masih terbenam divaginanya yang semakin basah, namun tetap masih terasa sempit dan memijit-mijit. Perlahan-lahan gairahnya bangkit kembali, hal ini terasa dengan ciumannya yang semakin hangat dan pinggulnya yang bergerak membalas setiap gerakan pinggulku. Makin lama gerakan pinggulnya semakin erotis dan bersemangat dan erangan nikmat kembali terdengar dari mulutnya. Lalu aku menyuruh Ibu Rika untuk posisi menungging, tak lama kemudian Ibu Rika bangun dan membuat posisi merangkak. Aku posisikan selangkanganku pada tengah-tengah pantatnya. Sebelum kumasukkan penisku, kembali aku terpana melihat keseksian tubuhnya dalam posisi menungging. Lalu tangan Ibu Rika menggapai-gapai meraih penisku untuk diarahkan vaginanya yang sudah menanti. Lalu kuarahkan penisku ke liang vaginanya dan Bleshhhh kembali penisku menyusuri liang vagina basah yang masih tetap sempit dan memijit-mijit. Pantatku memulai bergoyang maju mundur agar penisku mengocok-ngocok vaginanya. Tanganku meraih buah dadanya yang bergantungan bebas dan kuremas-remas dengan gemas untuk menambah sensasi nikmat yang kembali mendera sekujur tubuhku. Tubuhnya bereaksi dengan apa yang kulakukan, mulut Ibu Rika mengerang nikmat dan pinggulnya bergerak-gerak semakin liar. Kudiamkan gerakan pinggulku, namun pinggul dan pantatnya menghentak-hentakkan selangkanganku sehingga penisku semakin dalam mengocok dan mengaduk-aduk vaginanya. Kepalanya tidak bisa diam menggeleng-geleng sambil mulut yang tak henti-hentinya mengerang nikmat. Gerakan pinggul dan pantatnya semakin liar tak terkendali, jeritan nikmatnya semakin keras, dan kedutan dan pijatan vaginanya pada penisku semakin keras. Hingga akhirnya badannya kaku, tangannya mencengkram kasur dengan sangat keras dan menjerit.

Kembali kepala Ibu Rika terdongak dengan mata yang terbeliak. Setelah itu kembali kontraksi keras terjadi pada vagina Ibu Rika yang memelintir dan menghisap-hisap penis membuat aku terbeliak-beliak menahan nikmat. Tak lama kemudian badan Ibu Rika jatuh tertelungkup hingga penisku yang masih tegang lepas dari vaginanya. Kubiarkan Ibu Rika istirahat menikmati sensasi orgasme yang kembali menderanya. Lalu mendekati punggungnya yang basah, kubelaikan tangan kiriku dari punggung hingga pantatnya, dan kuremas-remas pantat seksi itu. Bibir dan mulutku menciumi tengkuk dan lehernya yang putih mulus tiada kerut. Mulutku menyusuri tengkuk dan punggung sedangkan tanganku meremas-remas pantatnya. Akhirnya gairahnya bangkit kembali. Ibu Rika membalikkan tubuhnya hingga telentang dan tangannya meraih tubuhku hingga menindih tubuhnya bibirnya mencium bibirku dengan ganas, kemudian tangannya mencari-cari penisku dan mengarahkan ke vaginanya. Untuk kesekian kalinya kembali penisku menjelajahi liang vagina Ibu Rika yang semakin basah. Aku menggerakkan pantatku untuk mengocok penisku di dalam vaginanya, Ibu Rika menyambut dengan erangan dan gerakan pinggul yang bisa memelintir-melintir batang penisku dengan liarnya. Semakin lama gerakanku semakin cepat dan gerakan Ibu Rika semakin cepat dan liar. Lenguhan nikmatku dan erangan nikmatnya bersatu padu membangun suatu komposisi musik penuh gairah dan merangsang, semakin lama suara erangan dan lenguhan nikmat semakin riuh rendah. Hingga akhirnya pantatku bergerak sangat keras dan liar tak terkendali demikian pula gerakan pinggulnya. Gerakan kami sudah menjadi hentakan-hentakan nikmat yang keras dan liar. Hingga akhirnya aku merasa gelombang yang maha dahsyat keluar dari dalam diriku melalui penis yang semakin keras dan kaku dan akhirnya tanpa dapat kukendalikan tubuhku menegang kaku dan badanku melenting ke atas serta menjerit melepas nikmat yang tak tertahankan
"Ibu Rika, saya mau keluarr.... kataku.
Tak lama kemudian dengan hentakan yang cukup keras, akupun mencapai puncaknya. Crrroottt....Crrrooottt....Crrroottt... begitu banyak dan deras sekali penisku menyemprotkan sperma sehingga vagina Ibu Rika tampak banjir oleh cairan kenikmatan kami. Tak lama kemudian, tubuh kami ambruk kelelahan seperti orang yang baru saja berlari cepat dalam jarak yang sangat jauh. Aku menggulingkan tubuhku agar tidak menindih tubuhnya. Dan kami telentang berdampingan sambil menikmati sensasi kenikmatan orgasme yang masih datang menghampiri kami. Setelah beberapa menit kami terdiam menikmati sensasi orgasme dan napas yang perlahan-lahan mulai pulih, Ibu Rika memiringkan badannya menghadapku, sambil tangannya membelai-belai dadaku dan kami saling melumat bibir. Setelah cukup lama beristirahat, dengan masih telanjang bulat Ibu Rika mengajakku ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi, aku kembali merangsang Ibu Rika dan akhirnya akupun kembali menyetubuhi Ibu Rika untuk kedua kalinya. Selesai mandi, kami kembali mengenakan pakaian dan aku dulu yang menuju ke ruang tamu untuk melihat laptop yang masih menyala. Ternyata laptop sudah lama mati, karena hampir 3 jam aku tinggalkan. Tak lama kemudian Ibu Rika menghampiriku dan duduk disampingku sambil menggelayut mesra dan bertanya.
“Bagaimana Wan , beres ?”.
“Belum saya periksa Bu, laptopnya keburu mati..” jawabku
“Ok dech, kamu lanjutin aja dulu lagian masih jam segini....." kata Ibu Rika.
Kulihat jam dinding masih menunjukkan jam 3 sore dan masih tampak rumah Ibu Rika sepi, mungkin 1 jam lagi suami dan anak-anak Ibu Rika pulang. 20 menit kemudian laptop telah selesai, aku dan Ibu Rika kembali ngobrol sambil kupeluk erat tubuh Ibu Rika. Lalu akupun mulai merasakan tangan Ibu Rika membelai lembut pahaku dan lama kelamaan penisku mulai mengeras dari dalam celana. Merasakan penisku kembali mengeras, Tanpa di suruh lagi Ibu Rika bangkit dan langsung berjongkok di bawah kaki saya. Ibu Rika mulai membuka resleting celana saya dan bergegas mengeluarkan batang penisku dari dalam celana. Tanpa membuang waktu Ibu Rika langsung mengulum penisku, aku sendiri hanya menikmati dengan memejamkan mata sambil meremas-remas buah dadanya secara bergantian. 15 menit kemudian tubuhku mengejang hebat dengan di sertai semprotan cairan sperma dari dalam penisku yang muncrat di dalam mulut Ibu Rika. Kulihat Ibu Rika tanpa ragu menelan seluruh cairan spermaku sehingga tanpa sedikitpun cairan yang tersisa. Setelah Ibu Rika membersihkan penisku, akupun segera merapikan celanaku dan pamit pulang.
"Ibu Rika, saya pamit dulu....." kataku.
"Terima kasih banyak, kami udah bikin puas....Ibu nggak menyesal melakukan ini dengan kamu, kamu memang lebih perkasa dari suami Ibu, kapan-kapan mau kan melakukannya lagi......" kata Ibu Rika.
"Kapanpun Ibu Rika menginginkannya, saya akan melayani dan memuaskan Ibu Rika....." kataku.
"Baiklah kalau gitu, Ibu akan menghubungi Elwan lagi......" kata Ibu Rika.
Setelah berciuman sejenak di pintu rumahnya, akupun meninggalkan rumah Ibu Rika. Sesampai kontrakan aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur sambil membayangkan kejadian yang baru aku alami bersama Ibu Rika, saya tidak menduga kalau wanita seperti Ibu Rika yang tampak santun dengan jilbabnya mau melakukan hubungan seks dengan lelaki yang bukan suaminya.

Sampai sekarangpun kami masih rutin berhubungan seks, bila Ibu Rika menginginkannya maka akupun langsung menuju kerumah Ibu Rika dan akhirnya kamipun kembali berhubungan seks dengan begitu liarnya di segala penjuru rumahnya. Kadang di dalam kamar, di ruang tamu, di dapur, di meja makan, di kamar mandi dan kadang Ibu Rika mengajak saya menyewa kamar motel bahkan pernah suatu malam hari Ibu Rika menyuruhku untuk menyetubuhinya di rumah padahal ada suami dan anak-anaknya untungnya mereka sedang terlelap tidur setelah Ibu Rika mencampuri obat tidur saat makan malam bersama keluarganya sehingga mereka tidak mengetahui apa yang aku lakukan bersama Ibu Rika hingga menjelang pagi.
TAMAT

{ 0 comments... read them below or add one }

Posting Komentar

Berkomentaralah Dengan Baik yng berisi kritikan , Masukan Demi Kalangsungan Blog kita Bersama ini